Brand Building

BRAND BUILDING

Brand Building dapat diartikan sebagai usaha untuk menjalin ikatan emosional antara konsumen dan perusahaan yang memproduksinya.
Membangun brand seperti apa dan bagaimana ke dalam pasar menjadi sangat penting karena menyangkut beberapa hal sebagai berikut :
1. Emosi konsumen yang terkadang turun naik terhadap brand
2. Brand yang kuat akan mampu menembus setiap pagar budaya dan pasar. Ia mampu diterima seluruh budaya didunia
3. Kemampuan suatu brand untuk berinterkasi dengan konsumennya. Semakin kuat suatu merek, makin kuat pula interaksinya dengan konsumen dan makin banyak brand association (asosiasi merek) yang terbentuk memiliki kualitas dan kuantitas yang kuat, potensi ini akan meningkatkan brand image (citra merek)
4. Dapat. mempengaruhi perilaku konsumen
5. Sebagai pembeda dengan produk lain yang dapat memudah konsumen dalam memilih produk sejenis
6. Merupakan aset perusahaan

Brand yang baik akan senantiasa menjalankan fungsinya dengan baik pulan. Lalu bagaimana dengan fungsi brand itu sendiri ketika sudah memasuki pasar dan bertemu dengan konsumennya.
Fungsi dari Brand untuk konsumen menurut (Kapferer 1977) adalah sebagai berikut :
1. Identification
To be clearly seen, to make sense of the offer, to quickly identify the sought-after products.
2. Practically
To allow savings of time and energy through identical repurchasing and loyalty.
3. Guarantee
To be sure of finding the same quality no matter where or when you buy the product or service.
4. Optimization
To be sure of buying the best product in its category, the best performer for a particular purpose.
5. Characterization
To have confirmation of your self-image or the image that you present to others.
6. Continuity
Satisfaction brought about through familiarity and intimacy with the brand that you have been consuming for years.
7. Hedonistic
Satisfaction linked to the attractiveness of the brand, to its logo, to its communication.
8. Ethical
Satisfaction linked to the responsible behavior of the brand in its relationship towards society.

BRAND EQUITY

Brand Equity, yang jika diIndonesiakaan berarti Ekuitas Merek, atau istilah umumnya adalah Aset sebuah Merek.

Brand Equity dapat diperoleh setelah identitas Brand anda sudah jelas, Brand sudah memasuki pasar dan konsumen, dan kelangsungan Brand tersebut sangat bergantung kepada konsumen. Ingatlah brand dengan identitas yang kuat akan mampu bertahan dalam pasar dan dapat banyak membantu dalam startegi pemasaran.

Berikut beberapa pengertian dari Brand Equity :
1. Susanto dan Wijanarko (2004)
Ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh suatu barang atau jasa kepada perusahaan atau pelanggan (p. 127).
2. East (1997)
“Brand equity or brand strength is the control on purchase exerted by a brand, and, by virtue of this, the brand as an asset that can be exploited to produce revenue” (p. 29).
Artinya ekuitas merek atau kekuatan merek adalah kontrol dari pembelian dengan menggunakan merek, dan, kebaikan dari merek, merek sebagai aset yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan pendapatan.
3. Kotler dan Armstrong (2004), “Brand equity is the positive differential effect that knowing the brand name has on customer response to the product or service” (p. 292).
Artinya ekuitas merek adalah efek diferensiasi yang positif yang dapat diketahui dari respon konsumen terhadap barang atau jasa.
Jadi brand equity adalah kekuatan suatu brand yang dapat menambah atau mengurangi nilai dari brand itu sendiri yang dapat diketahui dari respon konsumen terhadap barang atau jasa yang dijual.

Brand Equity merupakan jenis pendekatan dalam marketting dimana perusahaan menganggap bahwa Merek merupakan aset terpenting yang akan sangat berpengaruh terhadapat profit. Hal ini pun djuga disetujui oleh beberapa riset marketing yang menyatakan bahwa “Brands are the most valuable assets of a company has”. Seberapa besar pengetahuan konsumen mengenai logo Brand dan elemen visual lainnya, dan ketetapan persepsi baik dari konsumen hingga terjalin kontinuitas terhadap Brand itu, bergantung kepada seberapa kuat merek tersebut.

Menurut Soehadi (2005), kekuatan suatu merek (brand equity) dapat diukur berdasarkan 7 indikator, yaitu:
1. Leadership: kemampuan untuk mempengaruhi pasar, baik harga maupun atribut non-harga.
2. Stability: kemampuan untuk mempertahankan loyalitas pelanggan.
3. Market: kekuatan merek untuk meningkatkan kinerja toko atau distributor.
4. Internationality: kemampuan merek untuk keluar dari area geografisnya atau masuk ke negara atau daerah lain.
5. Trend: merek menjadi semakin penting dalam industri.
6. Support: besarnya dana yang dikeluarkan untuk mengkomunikasikan merek.
7. Protection: merek tersebut mempunyai legalitas (p. 147).

Ketujuh indikator diatas harus bersinergi dengan baik untuk menghasilkan merek yang kuat. Untuk meraih tujuh tersebut anda harus mengatur strategi yang pandai, mengawalinya dengan salah satu indikator, lalu seiring berjalannya pembangunan, anda harus terus berusaha memenuhi indikator-indikator diatas. Penting pula untuk menjalin hubungan baik dengan konsumen dan menjadikannya penting.

Jelas untuk meraih brand equity kita perlu mengetahui apa saja kategorinya. Lantas apa saja yang termasuk dari kategori Brand Equity.
Menurut Susanto dan Wijanarko (2004) yang mengadaptasi teori Aaker, brand equity dapat dikelompokkan ke dalam 5 kategori:

A. BRAND AWARENESS
Beberapa pengertian brand awareness adalah sebagai berikut:
Brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat
kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori merek tertentu.
Menurut East (1997), “Brand awareness is the recognition and recall of a brand and its
differentiation from other brands in the field” (p. 29).

Jadi brand awareness adalah kesadaran kepada konsumen dan calon konsumen untuk dapat mengenali atau meningat kembali suatu merek dengan perbedaaannya terhadap merek lain yang sejenis.
4 tingkatan brand awareness yaitu:

1. Unaware of brand (tidak menyadari merek)
Tingkat paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek.
2. Brand recognition (pengenalan merek)
Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat seorang pembeli memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian.
3. Brand recall (pengingatan kembali terhadap merek)
Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan pada permintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk.
Hal ini diistilahkan dengan pengingatan kembali tanpa bantuan, karena berbeda dari tugas pengenalan, responden tidak perlu dibantu untuk memunculkan merek tersebut.
4. Top of mind (puncak pikiran)
Apabila seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan pengingatan dan orang tersebut dapat menyebutkan satu nama merek, maka merek yang paling banyak disebutkan pertama kali merupakan puncak pikiran. Dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada di dalam benak konsumen.

Ada 4 indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh konsumen aware terhadap sebuah brand antara lain:
1. Recall yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengingat ketika ditanya merek apa saja yang diingat.
2. Recognition yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengenali merek tersebut termasuk dalam kategori tertentu.
3. Purchase yaitu seberapa jauh konsumen akan memasukkan suatu merek ke dalam alternatif pilihan ketika akan membeli produk/layanan.
4. Consumption yaitu seberapa jauh konsumen masih mengingat suatu merek ketika sedang menggunakan produk/layanan pesaing.

B. PERCEIVED QUALITY
Perceived Quality atau Persepsi Kualitas memiliki beberapa pengertian dalam mendefinisikannya. Munurut A. Aaker dalam Durianto, et. al (2004b, p.15) persepsi kualitas merupakan persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan yang sama dengan maksud yang diharapkannya. Dijelaskan oleh (Keller, 2003) perceived quality adalah sebuah penilaian global berdasarkan persepsi pelanggan atas apa inti dari kualitas produk dan seberapa baiknya penilaian terhadap merek. Akan lebih sulit untuk mencapai level satification dari Perceived quality bila perusahaan melakukan perbaikan dan penambahan fitur-fitur baru pada produk secara terus menerus karena hal itu membuat ekspetasi pelanggan akan naik terhadap kualitas produk.
Kemudian, menurut Simamora (2004, p. 114) perceived quality merupakan bagian
dari persepsi yang menyoroti kualitas secara khusus. Tentunya, kualitas berdasarkan
persepsi konsumen (perceived quality). Yang terpenting adalalah persepsi dimata konsumen.
Maka dapat dilihat perceived quality merupakan persepsi konsumen akan kualitas produk lewat keseluruhan kualitas atau keuntungan yang ada pada produk merek tertentu.

C. BRAND ASSOCIATION
Adalah sesuatu yang berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah produk. Asosiasi ini tidak hanya eksis, namun juga memiliki suatu tingkat kekuatan. Keterikatan pada suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman atau penampakan untuk mengkomunikasikannya.
Menurut Rangkuti (2004, p.243-244) asosiasi merek adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah merek. Asosiasi ini merupakan atribut yang ada di dalam merek itu dan memiliki suatu tingkat kekuatan. Keterkaitan pada suatu merek akan lebih besar apabila pelanggan mempunyai banyak pengalaman yang berhubungan dengan merek tersebut. Berbagai asosiasi yang diingat konsumen dapat dirangkai sehingga membentuk kesan terhadap merek (brand image).
Brand Association juga memiliki pendapat dari Durianto et al (2004a, p.69) Brand Association atau asosiasi merek adalah segala kesan yang muncul dibenak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Suatu merek yang telah kuat akan memiliki posisi yang menonjol dalam persaingan bila didukung oleh berbagai asosoasi yang kuat. Berbagai asosiasi merek yang saling berhubungan akan menimbulkan suatu rangkaian yang disebut brand image. Semakin banyak asosiasi yang saling berhubungan, semakin kuat
brand image yang dimiliki oleh merek tersebut. Konsumen yang terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap brand image atau hal ini disebut juga dengan kepribadian merek (brand personality).
Maka dapat dilihat bahwa Brand Association adalah segala hal dan kesan yang dapat
ingat konsumen sebagai pencitraan akan merek lewat artribut yang ada di dalam merek itu
sendiri.

Fungsi Brand Association
Menurut Durianto, et al (2004a, p.69-70) terdapat beberapa fungsi asosiasi merek
seperti sebagai berikut:
1. Help process or retrieve information (membantu proses penyusunan informasi)
Asosiasi – asosiasi dapat membantu mengikhtisarkan sekumpulan fakta dan spesifik yang mungkin sulit diproses dan diakses oleh pelanggannya dan dapat menjadi mahal bagi perusahaan untuk mengkomunikasikannya. Sebuah asosiasi dapat menciptakan informasi bagi pelanggan yang memberikan suatu citra untuk menghadapinya.
2. Differentiate (diferensiasi atau posisi)
Suatu asosiasi dapat memberikan landasan yang penting bagi upaya pembedaan suatu merek dari merek lain.
3. Reason to buy (alasan untuk membeli)
Brand association membangkitkan berbagai atribut produk atau manfaat bagi konsumen (consumer benefit) yang dapat memberikan alasan spesifik bagi konsumen untuk membeli dan menggunakan merek tersebut.
4. Create positive attitude/feelings (menciptakan sikap atau perasaan positif)
Berbagai asosiasi mampu merangsang suatu perasaan positif yang pada gilirannya ke merek yang bersangkutan. Asosiasi–asosiasi tersebut dapat menciptakan perasaan positif atas dasar pengalaman sebelumnya serta pengubahan pengalaman tersebut menjadi suatu yang lain daripada yang lain.
5. Basis for extensions (landasan untuk perluasan).
Suatu asosiasi dapat menghasilkan landasan bagi suatu perluasan dengan menciptakan rasa kesesuaian (sence of fit) antara merek dan sebuah produk baru, atau dengan menghadirkan alasan untuk membeli produk perluasan tersebut.

Tipe-Tipe Brand Association
Durianto, et al (2004a, p.70-72), ada beberapa tipe asosiasi yang dapat digunakan sebagai landasan dalam menentukan brand association yang bisa membentuk citra merek (brand image) suatu merek. Beberapa tipe asosiasi yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Product attributes (atribut produk),
Mengasosiaskian atribut atau karakteristik suatu produk merupakan strategi positioning yang sering digunakan. Mengembangkan asosiasi semacam ini efektif karena jika atribut tersebut bermakna, asosiasi dapat secara langsung dterjemahkan dalam alasan pembelian suatu merek. Misalnya: apa yang
tercermin dalam kata mobil Mercedes pasti berbeda dari kata yang tercermin dalam kata mobil Suzuki.
2. Intangibles atributes (atribut tak berwujud)
Suatu faktor tak berwujud merupakan atribut umum, seperti halnya persepsi kualitas, kemajuan teknologi, atau kesan nilai yang mengikhtisarkan serangkaian atribut yang objektif.
3. Customers benefit (manfaat bagi pelanggan)
Karena sebagian besar atribut produk memberikan manfaat bagi pelanggan, maka biasanya terdapat hubungan antara keduanya. Contoh : mobil mercedes sangat nyaman dan aman dikendarai (suatu karakteristik produk) dan memberikan kepuasan mengemudi pada pelanggan (suatu manfaat pelanggan). Manfaat pelanggan dapat dibagi dua yaitu: rational benefit (manfaat rasional) dan psychological benefit (manfaat psikologis). Manfaat rasional berkaitan dengan atribut dari produk yang dapat menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan yang rasional. Manfaat psikologis sering kali merupakan konsekuensi
ekstrim dalam proses pembentukan sikap, berkaitan dengan perasaan yang ditimbulkan ketika membeli atau menggunakan merek tersebut. Misalnya dalam merek produk Intel Inside terdapat manfaat prosesor komputer yang cepat.
4. Relative price (harga relatif)
Evaluasi terhadap suatu merek di sebagian kelas produk ini akan diawali dengan penentuan posisi merek tersebut dalam satu atau dua dari tingkat harga.
5. Application (penggunaan)
Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan merek tersebut dengan suatu penggunaan atau aplikasi tertentu.
6. User/customer ( pengguna/pelanggan)
Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan sebuah merek dengan sebuah tipe pengguna atau pelanggan dari produk tersebut. Misalnya: Dimension Kiddies dikaitkan dengan pemakainya adalah anak-anak.
7. Celebrity/person (orang terkenal/khalayak)
Mengaitkan orang terkenal atau artis dengan sebuah merek dapat mentransfer asosiasi kuat yang dimiliki oleh orang terkenal ke merek tersebut.
8. Life style or personality( gaya hidup atau kepribadian)
Asosiasi sebuah merek dengan suatu gaya hidup dapat diilhami oleh asosiasi para pelanggan merek tersebut dengan aneka kepribadian dan karakteristik gaya hidup yang hampir sama.
9. Product class (kelas produk)
Mengasosiasikan dengan sebuah merek menurut kelas produknya.
10. Competitor (para pesaing)
Mengetahui pesaing dan berusah untuk menyamai atau bahkan mengungguli
pesaing.
11. Country and geographic area (negara dan wilayah geografis)
Sebuah negara dapat menjadi simbol yang kuat asalkan memiliki hubungan yang erat dengan produk, bahan, dan kemampuan. Contoh: Perancis dieksploitasikan dengan mengaitkan merek pada sebuah negara. Contoh lain: mercedes mencerminkan budaya Jerman yang berkualitas tinggi, konsisten tinggi dan keseriusan tinggi. Disamping beberapa acuan yang telah disebutkan, beberapa merek juga memiliki asosiasi dengan beberapa hal lain yang belum disebut di atas. Dalam kenyataannya, tidak semua merek produk memiliki semua asosiasi di atas. Merek tertentu berasosiasi dengan beberapa hal di atas dan merek lainnya berasosiasi dengan beberapa hal lain.

Atribut-Atribut Brand Association
Menurut A. Aaker dalam Durianto (2004, p.9-15) menyatakan bahwa atribut-atribut dari brand association adalah sebagai berikut:
1. Perceived value (Nilai yang dirasakan pelanggan)
Salah satu peranan brand identity adalah membentuk value proposition yang biasanya melibatkan manfaat fungsional yang merupakan dasar bagi merek dalam hampir semua kelas produk. Jika merek tidak menghasilkan value, biasanya mudah diserang oleh pesaing. Ukuran nilai menghasilkan indikator tentang sukses suatu merek dalam menciptakan value preposition. Dengan berfokus pada nilai lebih manfaat fungsional, suatu pengukuran dapat diaplikasikan pada berbagai kelas produk. Brand value dapat diukur dengan memperhatikan suatu merek membuktikan bahwa nilainya sesuai dengan uang yang dikeluarkan konsumen, apakah ada alasan untuk memilih merek ini dibandingkan merek lain. Terdapat lima penggerak utama pembentukan perceived value yang terkait erat dengan kepuasan pelanggan yaitu:
a. Dimensi kualitas produk
Kualitas produk merupakan kepuasan pelanggan yang pertama. Ada beberapa dimensi untuk mengukur kualtias produk antara lain: performance, features, reliability, conformance, durability, serviceability, aesthetics dan fitand finish.
b. Dimensi harga
Bagi pelanggan yang sensitif biasanya harga yang terjangkau adalah sumber kepuasan yang penting karena mereka akan mendapatkan value for money yang tinggi dan sebaliknya. Pada setiap kelas produk terdapat
tingkatan harga yang bervariasi dan seringkali hal ini mempersulit perusahaan untuk memposisikan merek produknya untuk ditempatkan pada kategori atau tingkatan harga yang tepat.
c. Dimensi kualitas layanan
Kualitas layanan sangat tergantung pada tiga hal yaitu: sistem, teknologi dan manusia. Faktor manusia memegang konstribusi terbesar sehingga kualitas layanan relatif lebih sulit ditiru dibandingkan kualitas produk dan harga.
d. Dimensi emosional
Dimensi emosional terdiri atas: aesthetic, brand personality, self expresive value.
e. Dimensi kemudahan
Dimensi kemudahan merupakan yang kelima. Pelanggan akan semakin puas apabila mereka merasa relatif mudah, nyaman, dan efisien dalam menggunakan produk.

 

2. Brand Personality ( Kepribadian merek)

Kepribadian (personality) menghubungkan ikatan emosi merek tersebut dengan manfaat merek tersebut itu sendiri sebagai dasar untuk diferensiasi merek dan customer relationship. Pendekatan yang umum dilakukan untuk mengasosiasikan kepribadian sebuah merek adalah berdasarkan pada :
a. Tipe pengguna atau pelanggan produk tersebut
Rokok marlboro misalnya, yang dalam iklannya diperlihatkan seorang cowboy yang sangat lihai menjinakkan kuda, macho, berani, kuat dan seolah-olah mengindikasi bahwa orang yang mengkonsumsi rokoknya adalah laki-laki sejati.
b. Demografi
Meliputi hal-hal yang berhubungan dengan demografi, misalnya usia, jenis kelamin, sosial ekonomi dan ras.
c. Gaya hidup
Meliputi hal-hal menyangkut aktifitas, kegemaran, pendapat, pandangan hidup, dan lain-lain.
d. Ciri pembawaan kepribadian seseorang
Meliputi hal-hal yang berkaitan dengan kepribadian atau sifat yang dimiliki seseorang misalnya tertutup, ketergantungan, agreeableness.
e. Iklan
Iklan dapat digunakan sebagai media untuk membentuk kepribadian merek. Iklan yang baik adalah yang mudah dipahami dan menarik untuk disimak, sehingga dapat melekat dalam benak konsumen.
f. Tagline (slogan)
Tagline juga dapat membentuk kerpibadian suatu merek. Tagline harus dibuat seunik mungkin mudah dipahami dan juga mudah diucapkan sehingga mudah diingat dan melekar dibenak konsumen.
3. Organization Association (Asosiasi Organisasi)
Asosisasi organisasi akan menjadi faktor penting jika merek yang kita miliki serupa dalam atribut dengan merek lainnya, atau jika organisasi merupakan hal yang penting untuk dilihat (seperti dalam bisnis barang yang tahan lama atau dalam bisnis jasa), atau jika memang corporate brand terlibat. Unsur-unsur dari asosiasi organisasi adalah sebagai berikut:
a. Orientasi pada masyarakat/komunitas
Asosiasi organisasi sangat diperlukan dalam mengembangkan asosiasi yang berorientasi pada komunitas dan tentu saja mempertinggi loyalitas konsumen walaupun sangat sulit untuk menyatakan besaran loyalitas itu. Program peduli lingkungan adalah cara lain untuk menjadi perusahaan yang baik, seperti penggunaan kemasan atau komposisi yang dapat didaur ulang sehingga ramah lingkungan.
b. Persepsi kualitas
Hampir selalu menjadi pertimbangan pada setiap pilihan konsumen. Kualitas dapat dikomunikasikan secara langsung dengan demonstrasi atau argumen bahwa sebuah atribut produk lebih unggul dibanding dengan yang dimiliki pesaing. Banyak perusahaan berkomitmen pada kualitas atau ingin menjadi yang terbaik.
c. Inovasi
Dimana inovasi bisa menjadi asosiasi merek kunci bagi perusahaan. Inovasi juga merupakan hal penting bagi perusahaan terutama persaingan di dalam kelas produk dimana teknologi dan inovasi menjadi penting bagi konsumen.
d. Perhatian pada pelanggan
Banyak perusahaan selalu menempatkan konsumen pada tempat pertama sebagai nilai inti.
e. Keberadaan dan keberhasilan
Berbisnis dengan organisasi yang mempunyai sumber daya yang mendukung produk dan sejarah penting dalam berbisnis dapat memberikan rasa aman.
f. Lokal vs Global
Satu pilihan strategi diferensiasi adalah membuat satu merek dipersepsikan sebagai merek lokal dari perusahaan lokal. Mejadi lokal terutama efektif bila program pemasaran pesaing global tidak peka atau
tidak sejalan dengan selera lokal.

D. BRAND LOYALTY
Merupakan ukuran kesetiaan seorang pelanggan pada sebuah merek. Loyalitas memiliki tingkatan sebagaimana dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
1. Tingkat loyalitas yang paling dasar adalah pembeli tidak loyal atau sama sekali tidak tertarik pada merek-merek apapun yang ditawarkan. Dengan demikian, merek memainkan peran yang kecil dalam keputusan pembelian. Pada umumnya, jenis konsumen seperti ini suka berpindah-pindah merek atau disebut tipe konsumen switcher atau price buyer (konsumen lebih memperhatikan harga di dalam melakukan pembelian).
2. Tingkat kedua adalah para pembeli merasa puas dengan produk yang digunakan, atau minimal tidak mengalami kekecewaan. Pada dasarnya, tidak terdapat dimensi ketidakpuasan yang cukup memadai untuk mendorong suatu perubahan, terutama apabila pergantian ke merek lain memerlukan suatu tambahan biaya. Para pembeli tipe ini dapat disebut pembeli tipe kebiasaan (habitual buyer).
3. Tingkat ketiga berisi orang-orang yang puas, namun memikul biaya peralihan (switching cost), baik dalam waktu, uang atau resiko sehubungan dengan upaya untuk melakukan pergantian ke merek lain. Kelompok ini biasanya disebut dengan konsumen loyal yang merasakan adanya suatu pengorbanan apabila melakukan penggantian ke merek lain. Para pembeli tipe ini disebut satisfied buyer.
4. Tingkat keempat adalah konsumen benar-benar menyukai merek tersebut.
Pilihan konsumen terhadap suatu merek dilandasi pada suatu asosiasi, seperti simbol, rangkaian pengalaman dalam menggunakannya, atau kesan kualitas yang tinggi. Para pembeli pada tingkat ini disebut sahabat merek, karena terdapat perasaan emosional dalam menyukai merek.
Tingkat teratas adalah para pelanggan yang setia. Para pelanggan mempunyai suatu kebanggaan dalam menemukan atau menjadi pengguna suatu merek. Merek tersebut sangat penting bagi pelanggan baik dari segi fungsinya, maupun sebagai ekspresi mengenai siapa pelanggan sebenarnya(commited buyers).

 

E. OTHER PROPRIETARY BRAND ASSETS
Adalah hal-hal lain yang tidak termasuk dalam 4 kategori diatas tetapi turut membangun brand equity (pp. 127-134).

Menurut Durianto, et al (2004b, p.6), brand equity dapat mempengaruhi rasa percaya diri konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian atas dasar pengalaman masa lalu dalam penggunaan atau kedekatan asosiasi dengan berbagai karakteristik merek.
Disamping memberi nilai bagi konsumen, brand equity juga memberikan nilai kepada perusahaan dalam bentuk:
1. Brand equity yang kuat dapat mempertinggi keberhasilan program dalam memikat konsumen baru atau merangkul kembali konsumen lama.
2. Empat dimensi utama brand equity dapat mempengaruhi alasan pembelian konsumen, setidaknya dapat mengurangi keinginan atau rangsangan konsumen
untuk mecoba merek-merek lain.
3. Brand loyalty yang telah diperkuat merupakan hal terpenting dalam merespon inovasi yang dilakukan pesaing.
4. Brand association juga sangat penting sebagai dasar dari strategi positioning maupun strategi peluasan produk.
5. Brand equity yang kuat memungkinkan perusahaan memperoleh margin yang lebih tinggi dengan menerapkan premium price (harga premium), dan mengurangi ketergantungan dari promosi sehingga dapat diperoleh laba yang tinggi.
6. Brand equity yang kuat dapat digunakan sebagai dasar untuk pertumbuhan dan perluasan suatu merek kepada produk lainnya atau menciptakan bidang bisnis yang terkait, yang biayanya akan jauh lebih mahal untuk dimasuki tanpa merek yang memiliki brand equity tersebut.
7. Brand equity yang kuat dapat meningkatkan penjualan karena mampu menciptakan loyalitas saluran distribusi.
8. Aset-aset brand equity lainnya dapat memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan dengan memanfaatkan celah-celah yang tidak memiliki pesaing. Contoh: hak cipta, hak paten, merek dagang, dll. Merek-merek lain yang menunjang merek utama.

————————————————————————————————

Dari Bagan Brand Equity tersebut, terlihat bahwa Brand Awareness adalah salah satu faktor pembentuk dari Brand Equity.

Pengertian dari Brand Awareness itu sendiri adalah  kemampuan dari seseorang yang merupakan calon pembeli (potential buyer) untuk mengenali (recognize) atau menyebutkan kembali (recall) suatu merek merupakan bagian dari suatu kategori produk( Aaker, 1991: 61).

Piramida Awareness (Aaker, 1991:62)

Brand awareness ini terbagai dalam 4 tingkatan, yaitu :

  1. Unaware of Brand, Pada tingkatan ini seseorang tidak mengetahui suatu Brand tertentu. “Ha? merek apaan tuh? oOo merek jam tangan toh kirain merek kacang goreng………”
  2. Brand Recognition, Pada tingkatan ini, merupakan tingkatan paling rendah dari awareness seseorang. Ibu tau pepsodent ngga? “Tau mas, merek pasta gigi kan”. Ibu tau merek Marketing 101?; Ya tau, blog yang membahas tentang marketing, hehehe…”. Implikasi dari brand Recognition ini menjadi penting ketika seseorang berada pada suatu point of purchase, seperti seseorang ketika berada di supermarket.
  3. Brand Recall, tahapan ini lebih tinggi dibandingkan pada tahap recognition, pada tahap ini seseorang diminta untuk menyebutkan nama-nama produk dalam suatu kategori produk tertentu tanpa melalui bantuan seperti pada tahap recognition. “Coba sebutkan merek rokok….!!!; Sampoerna, Djarum, Gudang Garam, Ardath, Kansas, Marlboro
  4. Top of Mind, adalah nama suatu merek atau Brand yang disebutkan pertama kali oleh seseorang, berada pada posisi yang istimewa. Dalam pengertian sederhana, merek tersebut menjadi pimpinan dalam benak konsumen tersebut dibandingkan nama merek-merek lain (Aaker, 1991:62). “seperti contoh pada point 3, dan Top of Mind nya adalah Sampoerna” 

Kegunaan dari Awareness ini dapat dilihat dari 4 nilai (Value) yang diciptakan melalui Brand Awareness ini, yaitu :

  1. Anchor to which other associations can be attached; Brand Awareness akan menyebabkan timbulnya asosiasi seseorang,seperti asosiasi yang timbul pada McDonald adalah Ronald McDonald, anak-anak, fun, Big Mac, bersih dan efisien. Asosiasi yang luas tersebut kemudian dapat diperkuat dengan menggambungkan satu asosiasi dengan yang lain seperti Ronald McDonald dengan anak-anak. Dengan memperkuat asosiasi tersebut nama McDonald akan semakin kuat pada memori seseorang.
  2. Familiarity /Liking; secara umum seseorang lebih menyukai sesuatu yang lebih familiar. Salah satu penjelasan akan hal ini adalah orang lebih membeli produk-produk yang terkategorikan Low-involvement product seperti kertas tisu, permen karena mereka sudah familiar dengan merek tersebut.
  3. Substance / commitment; semakin tinggi awareness atas suatu nama produk menunjukkan semakin tinggi commitment dari brand tersebut. Alasan yang dapat timbul mengapa seseorang dapat mengenali sebuah brand adalah :
    1. Perusahaan telah melakukan promosi secara terus-menerus;
    2. Perusahaan telah bergerak untuk waktu pada bidang tersebut;
    3. Perusahaan telah melakukan distribusi secara luas;
    4. Brand tersebut adalah Brand yang sukses, orang lain juga menggunakan Brand tersebut.
  4. Brand to consider; Pada proses pembelian, langkah pertama yang dilakukan adalah pemilhan alternatif. Pada proses ini, ketersedian informasi menjadi sumber dari pemilihan tersebut. Proses Recall menjadi penting, karena biasanya tidak banyak nama brand yang muncul pada proses ini. Brand pertama yang muncul dalam benak seseorang, akan mendapatkan keuntungan yang lebih, dibandingkan dengan Brand yang memiliki tingkat Recall yang rendah.

HOW TO ACHIEVE AWARENESS

Meraih awareness, baik tahap recognition dan recall melibatkan 2 tugas yaitu mendapatkan identitas nama Brand dan menghubungkannya dengan kategori produk tersebut (Aaker, 1991:72). Pada Brand yang tergolong baru, dua tugas tersebut perlu dilakukan oleh perusahaan, walaupun dalam beberapa kasus nama dari Brand tersebut telah menjelaskan kategori produknya. Panduan yang dapat digunakan dalam meraih dan mempertahankan awareness tersebut adalah :

  • Be different, memorable; Banyaknya pesan-pesan komunikasi pemasaran yang diterima oleh konsumen dalam kesehariannya, menyebabkan otak konsumen menjadi clutter. Untuk membuat konsumen tetap aware terhadap pesan yang disampaikan oleh perusahaan,  penyampaian pesan yang dilakukan haruslah berbeda sehingga diingat oleh target audience, seperti pendekatan (approach) atau tampilan (appeal) yang digunakan. Hal yang tetap perlu diingat kemudian adalah, walaupun komunikasi yang dilakukan berbeda, harus tetap mampu menciptakan hubungan antara brand dengan kategori produknya. Sebagai contoh: siapa yang bakal ingat kalau kita beriklan sebuah mobil sedan sedang berjalan di gunung

  • Involve a slogan or jingle; penggunaan slogan atau jingle dapat membantu karena dengan menggunakan slogan tersebut dapat memvisualisasikan karakteristik dari produk perusahaan tersebut.

Nike slogan

  • Symbol exposure; penggunaan simbol ini mempermudah konsumen dalam mengenali suatu Brand, melalui tampilan visual symbol tersebut dibandingkan mengenali suatu kata atau frase yang digunakan oleh Brand tersebut.

  • Publicity; keuntungan dari publicity ini tidak hanya lebih murah dibandingkan menggunakan media iklan, namun faktor efektifitas dari media  publicity ini juga cukup tinggi. Hal ini didasari oleh pemikiran bahwa orang lebih tertarik untuk mengetahui suatu berita baru daripada membaca iklan, contoh: kegemaran Obama menggunakan Blackberry yang disebutkan diberbagai media.

Obama blackberry's

  • Event sponsorship; Dalam suatu proses sponshorship yang berkesinambungan, akan mempererat asosiasi suatu event terhadap suatu Brand. Contoh dari asosiasi tersebut adalah bagaimana Rolex diasosiasikan dengan kejuaraan tenis Wimbeldon.

Rolex wimbledon Ad

  • Consider brand extensions; menggunakan nama brand pada produk lain adalah salah satu cara untuk meningkatkan brand recall. Beberapa perusahaan yang mengadopsi penggunaan brand extensions ini seperti coca-cola, Honda, Yamaha dan Sony.

  • Using cues; Menggunakan isyarat/ panduan/petunjuk yang dapat membantu mengarahkan ke kategori produk atau ke Brand itu sendiri. sebagai contoh: Roger Federer dan Wilson

  • Recall requires repetition; membangun awareness tidak serta merta terjadi dalam 1 hari, atau 1 kali beriklan, semua membutuhkan pengulangan dan kontinuitas.

  • The recall bonus; Pada sebuah penelitian ditemukan apabila sebuah Brand telah mencapai tahap Recall yang kuat, maka merek lain yang ia ingat akan menjadi semakin sedikit pula (Aaker, 1991, 72-76)

Pada akhirnya, walaupun awareness merupakan aset penting dari Brand, awareness sendiri memiliki keterbatasan, yaitu tidak dapat secara langsung mendorong sales(Aaker, 1991:69).

Proses komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan harus tetap dilakukan sampai pada proses pembelian sebenarnya (actual buying behaviour) melalui imc tools dan sesuai dengan kemampuan perusahaan tersebut.

 

 

Source :
Teori Pemasaran.pdf
http://www.investopedia.com/
http://donydw.wordpress.com/

Brand Story #2

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya, negara kepulauan yang menghubungkan dari Sabang sampai Merauke. Dari pulau–pulau tersebutlah menghasilkan banyak sumber daya alam karena di setiap pulau berbeda akan kekayaan sumber daya alamnya. Namun, penyebaran penduduk di Indonesia belum merata khususnya di Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Papua, penduduknya tidak sepadat di Jawa. Program transmigrasi pun banyak dilakukan oleh pihak pemerintah untuk masyarakatnya, guna untuk pemerataan penduduk.

Hasil atau produk Indonesia pun sebenarnya kaya dan menghasilkan produk–produk yang berkualitas. Tentu yang seharusnya produk Indonesia itu menjadi tuan rumahnya di negeri sendiri. Namun, banyaknya monopoli dunia, produk luar negeri lebih memegang peranan pasar sehingga menjadikan minat masyarakat cenderung ke produk luar negeri.

Kali ini saya akan memposting tentang brand story yang ada di Indonesia.

LogoPT. Maspion Indonesia

Maspion adalah salah satu produsen perkakas yang cukup besar di Indonesia. Perusahaan ini memiliki keahlian yang kuat di bidang pemasaran dan manufaktur berbagai rangkaian produk peralatan rumah tangga kualitas baik di peralatan dapur, peralatan rumah tangga plastik, barang pecah belah, dan peralatan listrik rumah. Pipa PVC dan PE juga tersedia untuk keperluan perumahan dan rumah tangga. Perusahaan ini memiliki jaringan distribusi yang mapan dan luas baik domestik maupun internasional melalui distributor, agen, atau pengecer, serta perwakilan di kota-kota besar di Indonesia dan negara-negara berkembang utama. Perusahaan juga telah kuat dalam membangun aliansi strategis dengan mitra asing utama produk konsumen terkemuka di manufaktur tahan lama, yang telah memperkuat posisi perusahaan bisnis terkemuka di pasar domestik dan juga kehadiran jenis di pasar global. Perusahaan ini telah menjadi dikenal dengan baik atau (Original Equipment Manufacturing) di dunia, memasok beberapa toko eceran dan grosir terkenal di amerika serikat serta negara-negara besar lainnya di dunia.

  • Sejarah

Sejarah dimulai pada tahun 1962 dari UD Logam DKI, industri dapur rumah sederhana yang didirikan oleh Mr. Alim Husein dan rekannya Gunardi Go. Sebelum menjadi besar seperti sekarang ini, sejarah perusahaan Maspion cukup unik dan sederhana. Alim Husin, ayah Alim Markus mendirikan sebuah usaha kecil yang memproduksi lampu teplok yang terbuat dari aluminium dan logam. Perusahaan yang berdiri sekitar 1961 itu diberi nama UD Logam Jawa. Jumlah karyawannya hanya delapan orang dan bisa memproduksi sekitar 300 lusin per hari. Dari lampu teplok kemudian berkembang dengan memproduksi lampu badai untuk para nelayan. Akhir 70-an mulai memproduksi perabot rumah tangga dengan bahan plastik seperti ember, baskom, loyang, dan sebagainya. Pada 1972, usaha keluarga Alim Husin semakin maju dan berkembang sehingga kemudian merancang nama dan logo baru. Akhirnya keluarga Alim Husin memperoleh nama baru, yakni Maspion. Menurut Alim Markus, Maspion merupakan singkatan dari

M=Mengajak A=anda S=selalu P=percaya I=industri O=olahan N=nasional.

 

Setelah PT Maspion berdiri, Alim Husein menyerahkan tongkat kepemimpinannya selaku direktur utama kepada Alim Markus yang merupakan putra tertua. Sementara Alim Mulia Sastra, Alim Satria, dan Alim Prakasa masing-masing menduduki posisi direktur pengelola. Alim Husin sendiri menjabat posisi ketua. Sejak itu, perusahaan telah secara bertahap membangun basis pelanggan dan mendapatkan pengakuan di industri sebagai kualitas dan produsen yang dapat diandalkan. Saat ini, perusahaan merupakan salah satu grup indonesia yang paling dihormati perusahaan, dibentuk oleh keahlian dalam inovasi produk dan semangat kewirausahaan yang kuat dari para pendiri. Alim husin telah menyadari visinya untuk mengubah kelompok menjadi kekuatan bisnis terkemuka di indonesia. Visi ini telah didukung oleh anak-anaknya, awalnya oleh putra sulungnya, Alim Markus, yang kemudian diikuti oleh tiga anak lainnya, Alim Mulia Sastra, Alim Satria, dan Alim Prakasa. Sejumlah eksekutif karir yang mandiri juga didedikasikan upaya mereka untuk keberhasilan grup Maspion.

Perusahaan ini mempekerjakan sekitar 13.000 orang dengan fasilitas produksi yang tersebar di empat kawasan industri di Sidoarjo dan Gresik, Jawa Timur, dan satu pabrik di Jakarta dan Jawa Barat. Melalui dedikasi dan kerja keras dari karyawan, dibentuk oleh kewirausahaan yang kuat dan visi para pendiri, perusahaan telah mampu mempertahankan posisi terdepan dalam industri peralatan rumah tangga, pameran terus pertumbuhan, dan menciptakan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan.

Grup Maspion dalam melakukan ekspansi bisnisnya melakukan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan kelas atas, misalnya dengan Grup Samsung (Korea Selatan) dan Grup Marubeni (Jepang). Grup ini juga melakukan kerja sama dengan Dupont dan Ishizuka dari Jepang. Pada umumnya Grup Maspion memperoleh porsi saham sekitar 50%. Dengan jangkauan bisnis yang sangat luas, dan jumlah tenaga kerja mencapai lebih dari 30.000 orang, Alim Markus mencoba tetap konsisten pada tujuannya. Walaupun badai ekonomi berkali-kali menerjang perusahaannya, ia tetap tangguh. “Saya akan terus mengendalikan bisnis ini di sini,” katanya sambil mengarahkan tangannya ke bawah. Maksudnya, di bumi Indonesia. Sekalipun UMR Jawa Timur tahun ini naik sekitar 38 persen dan terasa sangat membebaninya.

Bagi Alim Markus, jika perusahaannya bisa memproduksi sesuatu, itu merupakan kebanggaan tersendiri. Sebagai pengusaha sebenarnya ia tergoda untuk memindahkan industrinya ke RRC, tetapi kepentingan nasional yang diutamakan. Itulah sebabnya ia memutuskan untuk tetap mengoperasikan kegiatan usahanya di Indonesia. Untuk menjadi perusahaan yang besar Alim Markus menyatakan bahwa ada lima hal penting yang menjadi etika kerja yang selalu dijunjung tinggi seluruh karyawan Maspion:

  • Pertama, kesetiaan, kemampuan, dan kerja keras. Kerja keras dan kesetiaan pada perusahaan serta ditunjang dengan kemampuan dari setiap karyawan akan menghasilkan banyak hal positif bagi perusahaan.
  • Kedua, memimpin pasar dengan memberikan keuntungan yang kompetitif terutama kepada semua konsumen. Hal ini sangat dibutuhkan oleh konsumen.
  • Ketiga, kesatuan dan kebersamaan. Dengan adanya rasa kebersamaan, perusahaan akan semakin kuat dan kokoh.
  • Keempat, pertumbuhan yang berkesinambungan.
  • Kelima, memperhatikan kepuasan konsumen.

 

Berikut beberapa produk dari PT. Maspion Indonesia :

gambar1

gambar2

gambar3

gambar4

gambar5

 

Produk lainnya :

  • Uchida
  • Maxim
  • Maspion Electric
  • Tivoli
  • Maspion Plastic
  • Plasticwares
  • Vanda Melamine
  • Panda
  • Maslon
  • Aubecq
  • Logam Jawa
  • Ishizuka
  • PVC
  • Doff
  • Meglio

Demikian postingan saya kali ini, mohon maaf apabila ada salah pada penulisan dan kata-kata.

 

 

Source :

http://id.wikipedia.org/wiki/Maspion

http://risauku.blogspot.com/2011/10/profil-sejarah-pt-maspion.html

Brand Story

Perlu disadari bahwa sebuah perusahaan tidak hanya memproduksi satu jenis produk yang terus dikembangkannya. Banyak perusahaan yang membuat produk mereka dalam berbagai kebutuhan konsumen, agar produk tersebut mudah di cerna oleh masyarakat. Seperti PT. Heinz ABC Indonesia dengan produk makanan dan minuman yang berbasis headline “ABC”.

Dan, kali ini saya akan memuat contoh lain dari perusahaan seperti yang ada diatas.

 

 

Logo

PT. Vodafone Group Plc

Vodafone Group Plc adalah sebuah perusahaan telekomunikasi asal Britania Raya yang bermarkas di Newbury, Berkshire. Perusahaan ini mempunyai kepemilikan saham di perusahaan-perusahaan di 27 negara dan merupakan perusahaan telekomunikasi bergerak terbesar di dunia. Enam pasar terbesarnya adalah Britania Raya, Jerman, Amerika Serikat (kerja sama dengan Verizon Wireless), Italia, Spanyol, dan Turki. Didirikan pada tahun 1983 sebagai bagian dari Racal Electronics, perusahaan ini mulai menggunakan nama Vodafone pada tahun 1985 dan berpisah dari Racal Electronics untuk membentuk Grup Vodafone pada tahun 1991.

 

  • Sejarah

Vodafone merupakan perusahaan telekomunikasi mobile kedua terbesar di dunia dalam hal jumlah pelanggan dan pemasukan di tahun 2011. Ia memiliki 439 juta pelanggan per bulan Desember 2011.

Vodafone memiliki dan menjalankan jaringan di lebih dari 30 negara di dunia dan memiliki jaringan mitra di lebih dari 40 negara lainnya. Divisi Global Vodafone memberikan layanan TI dan telekomunikasi untuk para klien korporat di lebih dari 65 negara. Vodafone juga memiliki 45% dari saham total Verizon Wireless, perusahaan telekomunikasi mobile terbesar di AS dari segi jumlah pelanggan.

Vodafone juga memiliki listing primer di Bursa Saham London dan menjadi konstituen dari FTSE 100 Index. Ia memiliki kapitalisasi pasar kira-kira 89,1 miliar poundsterling per tanggal 6 Juli 2012, terbesar ketiga dari perusahaan-perusahaan yang ada dalam Bursa Saham London. Ia juga masuk dalam listing sekunder di NASDAQ.

Nama Vodafone berasal dari kata “voice data fone”. Kata ini dipilih oleh perusahaan dengan tujuan mencerminkan jenis layanan data dan suara yang dilakukan melalui ponsel.

Evolusi Vodafone mulai tahun 1982 dengan pendirian ‘Racal Strategic Radio Ltd, sebuah anak perusahaan dari Rascal Electronics Plc, pembuat teknologi radio militer terbesar di Inggris. Dengan inisiatif Jan Stenbeck, Racal Startegic Radio Ltd membentuk perusahaan patungan di Millicom yang disebut Racal Vodafone yang kemudian berkembang menjadi Vodafone yang kita kenal bersama saat ini.

Evolusi sebagai merek Racal Telecom berlangsung dari 1980 hingga 1991. Logo asli Vodafone digunakan hingga dikeluarkannya logo baru tahun 1997.

Tahun 1980, Sir Ernest Harrison OBE, pimpinan Racal Electronics plc. sepakat dalam sebuah perjanjian dengan Lord Weinstock dari General Electric Company plc. untuk memungkinkan Racal mengakses sebagian teknologi radio lapangan pertempuran taktis milik GEC.

Tahun 1982, anak perusahaan Racal – Racal Strategic Radio Ltd memenangkan salah satu lisensi jaringan ponsel Inggris. Jaringan Racal Vodafone ini merupakan patungan antara Racal dan beberapa perusahaan lain. Racal Vodafone memegang mayoritas sahamnya sebesar 80%. Terbentuklah Vodafone sebagai perusahaan patungan antara anak perusahaan Racal Electronics plc dengan Millicom dan Hambros Technology Trust. Milicom dan Hambros hanya memiliki masing-masing 15% dan 5% saham. Jaringan ini kemudian disebut sebagai Racal Vodafone.

Vodafone diluncurkan secara resmi tanggal 1 Januari 1985 dan kemudian diubah namanya menjadi Racal Telecommunications Group Limited. Setahun kemudian, pada tanggal 29 Desember 1986 Racal Electronics membeli saham minoritas senilai GB110 juta.

Bulan September 1988, perusahaan ini kemudian dinamai kembali dengan Racal Telecom dan tanggal 26 Oktober 1988 Racal Electronics stabil pada kisaran 20% dari keseluruhan.

Tanggal 16 September 1991, Racal Telecom dipisahkan dari Racal Electronics sebagai Vodafone Group dan perusahaan telefoni mobile pun lahir.

Selama dekade 1990-an, Vodafone mulai mengokohkan diri sebagai perusahaan besar di Inggris. Juli 1996, Vodafone mengakuisis dua pertiga Talkland yang belum ia miliki, dengan nilai akuisisi 30.6 juta.

Tanggal 19 November 1996, dalam sebuah langkah defensif, Vodafone membeli Peoples Phone senilai 77 million, sebuah jaringan toko sebanyak 181 unit yang memiliki pelanggan yang sangat sering menggunakan jaringan Vodafone.

Dalam langkah yang sama, perusahaan ini mengakuisisi 80% dari saham Astec Communications yang belum dimilikinya. Astec adalah penyedia layanan dengan 21 toko.

Akhirnya Vodafone makin terkemuka dalam jajaran perusahaan paling besar di Inggris. Ini menjadi titik tolak baginya dalam menambah pangsa pasar konsumen jaringan seluler di Inggris.

Tahun 1997 Vodafone memperkenalkan logo barunya, Speechmark. Logo ini menunjukkan tanda kutip di dalam lingkaran. Dengan huruf O dalam jenis logo Vodafone yang dibuka dan ditutup dengan tanda kutip. Serta dengan pewarnaan silver dibagian luar dan merah pada bagian huruf O tersebut.

 

Brand dari Vodafone Group Plc sendiri khususnya adalah layanan telepon genggam, tetapi dalam kurun waktu tertentu mereka juga menyediakan layanan dalam bentuk SIM card, servis internet/modem, dan televisi digital.

1

SIM Card

Modem

TV Digital

Dan pada tahun 2006, melalui penandatanganan kerjasama dengan Telekom Malaysia, Vodafone masuk ke Indonesia sebagai partner dari PT. Excelcomindo Pratama, Tbk (XL).

 

 

Source :

http://www.ciputraentrepreneurship.com/perusahaan/sejarah-vodafone

http://id.wikipedia.org/wiki/Vodafone

Promotion Mix

Promosi merupakan salah satu unsur atau variabel dalam marketing mix yang bertujuan  untuk memperkenalkan, mengingatkan, membujuk serta memberitahukan konsumen mengenai suatu produk atau barang maupun jasa yang ditawarkan.

Bagi perusahaan yang menginginkan agar produknya habis terjual sudah tentu harus menggunakan strategi pemasaran yang baik.Strategi yang digunakan oleh perusahaan seperti perencanaan produk,penentuan harga dan saluran distribusi kurang berarti tanpa didukung dengan usaha mempromosikan produk hingga ke tangan konsumen. Masalah semakin ketatnya persaingan di antara para pengusaha dalam memperebutkan pasar yang sama sedikit banyaknya turut memegang peranan terhadap pemakaian sarana promosi secara meluas pada setiap perusahaan.

Gejala pemakian promosi secara meluas hampir menjangkau segala bidang usaha, baik usaha yang berorientasi bisnis maupun usaha non bisnis. Kesemuanya mengharapkan agar apa yang dihasilkan untuk konsumen mencapai sasaran.

Perusahaan atau lembaga pembawa pesan berusaha mengadakan komunikasi dengan masyarakat agar dapat membujuk dan mempengaruhinya untuk mengikuti keinginan perusahaan. Misalnya saja, departemen kesehatan sebagai lembaga non bisnis mempromosikan program Keluarga Berencana pada masyarakat supaya mengikuti anjuran tersebut. Sama halnya dengan perusahaan bisnis yang mempengaruhi masyarakat atau konsumen melalui usaha promosi agar mau membeli produknya.

 

  • Kotler (2005: 264-312), mengatakan bahwa unsur bauran promosi (promotion mix) terdiri atas lima perangkat utama, yaitu :
1) Advertising : merupakan semua penyajian non personal, promosi ide-ide, promosi produk atau jasa yang dilakukan sponsor tertentu yang dibayar. Ada 3 konsep promotion melalui advertising, yaitu :
·         Above the Line (ATL),
·         Below the Line (BTL),
·         Through the Line (TTL)
Singkatnya, ATL yaitu komunikasi menggunakan media yang menyiarkan dan dipublikasikan ke khalayak massa, komunikasi BTL yaitu komunikasi menggunakan media yang lebih niche terfokus.
Kedua ATL dan BTL komunikasi dapat digunakan baik untuk membangun brand awareness atau penjualan melewati menawarkan spesifik (promosi), itu adalah komunikasi BTL, bagaimanapun, bahwa memberikan pemasar kemampuan untuk menyesuaikan pesan mereka dengan cara yang lebih pribadi untuk penonton.
Promosi ATL juga sulit untuk mengukur baik, sementara promosi BTL sangat terukur, memberikan pemasar wawasan berharga mereka kembali investasi. Wawasan ini kemudiandapat digunakan untuk menginformasikan komunikasi BTL sebelah penonton dan menyesuaikan pesan berdasarkan umpan balik yang diterima.
Kegiatan promosi dilakukan melalui media massa , seperti televisi, radio, out-of-rumah, majalah, bioskop dan koran, diklasifikasikan sebagai “Above the Line” promosi . “Below the Line” mengacu promosi ke bentuk non-media komunikasi atau iklan, dan telah menjadi semakin penting dalam bauran komunikasi banyak perusahaan, tidak hanya mereka yang terlibat dalam barang-barang konsumen yang bergerak cepat , tetapi juga untuk barang-barang industri .
“Through the Line” mengacu pada strategi periklanan yang melibatkan baik di atas dan di bawah saluran komunikasi. Pendekatan strategis memungkinkan merek untuk terlibat dengan pelanggan di beberapa titik (misalnya, pelanggan akan melihat iklan televisi, mendengar iklan radio dan diserahkan selebaran di sudut jalan). Hal ini memungkinkan komunikasi pendekatan terpadu di mana pesan yang konsisten di beberapa media membuat persepsi pelanggan.
2)  Sales Promotion : berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.
Penjualan langsung (hard selling) lebih menekankan pengambilan keputusan yang didasarkan atas rasional atau karena adanya keuntungan tambahan yang diberikan suatu produk. Wujud dari penjualan langsung (hard selling) dapat ditemui dalam bentuk promosi penjualan (sales promotion), penjualan pribadi (personal selling), penjualan langsung (direct response marketing), serta merchandising dan point of purchase.
3)  Public Relation and Publicity : berbagai program untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya.
Pencitraan melalui media selalu dianggap efektif dalam membentuk citra, pasalnya, sebagian besar masyarakat di indonesia tidak memiliki akses kepada informasi, dalam hal ini mengecek hal-hal yang ditayangkan melalui media massa untuk mengetahui kebenarannya. Terjalinnya kedekatan dengan audiens adalah kunci keberhasilan,
Beberapa hal yang patut menjadi perhatian PR dalam mencapai target image yang dikehendaki yakni sosialisasikan program unggulan yang pro-rakyat, peka dengan permasalahan wilayah-daerah dan tonjolkan track record sang kandidat.
Beberapa media yang dapat digunakan public Relation adalah pembuatan kartu nama, penggunaan “panggung”  media cetak dan media elektronik, saran penulis gunakan dengan bahasa rakyat, karena dengan bahasa rakyat lebih mudah dicerna dan cepat dimengerti oleh target audiens.
4)  Personal Selling : Interaksi langsung dengan calon pembeli atau lebih untuk melakukan suatu presentasi, menjawab langsung dan menerima pesanan.
Unit aktifitas personal selling dititikberatkan pada SPG, marketing dan kurir. Mereka memberikan pelayanan yang dapat mendorong terjadinya pembelian produk danterciptanya customer satisfaction, yaitu memberikan informasi yang diperlukan, melayani pembayaran dan menanggapi keluhan para konsumen.
5)   Direct Marketing : penggunaan surat, telepon, faksimil, e-mail dan alat penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan.
Konsep Direct Marketing :
  • Sistem pemasaran interaktif yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan yangmenimbulkan respon yang terukur dan transaksi diberbagai lokasi.
  • Direct Order Marketing (fokus pada pemesanan pelanggan) Direct Relationship Martketing (fokus pada hubungan jangka pangjang kepada konsumen).

Untuk mengetahui dan mengenal secara mendalam mengenai apa sebenarnya promosi itu, maka berikut ini akan diketengahkan beberapa pendapat para ahli.

 

  • Menurut pendapat Winardi (1989 : 23)

bahwa : Promosi adalah metode-metode yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mengkomunikasikan kepada pasar target produk yang tepat yang harus dijual pada tempat yang tepat dan dengan harga yang tepat pula.

Pada pokoknya pendapat ini menguraikan tentang bagaimana perusahaan itu menyampaikan informasi yang tepat pada konsumen yang tepat pula mengenai produk perusahaan, dan mampu menyakinkan konsumen bahwa konsumen tidak salah dalam memilih produk dengan harga yang pantas. Keberhasilan perusahaan dalam mempromosikan produknya terlihat dari besarnya minat konsumen untuk membeli.

Pendapat yang dikemukakan di atas, menegaskan mengenai pemakaian metode untuk berkomunikasi dengan pasar sasaran, sudah seharusnya disesuaikan dengan kondisi yang ada. Maksudnya, setiap metode yang digunakan terlebih dahulu harus dicocokkan dengan pasar targetnya, apakah ditujukan pada konsumen kelas atas ataukah kelas menengah ke bawah. Dengan demikian perusahaan dapat menentukan metode yang tepat dalam mengkomunikasikan pesan yang hendak disampaikan pada pasar sasaran.

Sesuai dengan masalah yang dihadapi, masalah penulisan ini lebih lanjut membahas salah satu variabel dalam marketing mix yaitu promotion (promosi) sebagai faktor yang dititikberatkan. Untuk menetapkan kebijakan promosi, perusahaan perlu memperhatikan kombinasi strategi yang paling baik dari unsur-unsur promosi agar diperoleh suatu kebijakasanaan yang efektif.

 

Dalam pendapatan lain, promotion mix adalah kombinasi strategi dari variabel-variabel periklanan, personal selling dan alat-alat promosi lain yang kesemuanya direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan. Seperti yang dikemukakan oleh Stanton dikutip Swastha (1999:238), Promotion mix adalah “Kombinasi strategi yang paling baik dari variebel-variebel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang lain, yang ke semuanya di rencanankan untuk mencapai program penjualan”.

Dari definisi di atas dalam sistem pemasaran terdapat empat variabel utama.  Hal ini sesuai dengan pendapat Swastha  ( 1999: 239 ), yang menyatakan bauran promosi terdiri dari komponen sebagai berikut:

a. Periklanan

Yaitu bentuk penyajian dan promosi non pribadi tentang ide barang dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu

b. Personal Selling

Penyajian informasi secara lisan dalam suatu percakapan dengan satu atau lebih pembeli yang ditujukan untuk mencapai target penjualan

c. Promosi Penjualan

Yaitu suatu kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan dan publisitas yang mendorong pembelian konsumen dan efektifitas pengecer. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain: peragaan, pertunjukan, pameran, demonstrasi dan sebagainya.

d. Publisitas

Yaitu usaha mendorong permintaan secara non pribadi untuk suatu produk, jasa atau ide dengan menggunakan berita komersial di dalam media massa dan sponsor yang tidak dibebani biaya secara langsung.

Jadi jelas kiranya manajemen pemasaran tidak bisa terlepas dari berbagai macam faktor yang mempengaruhi dalam menentukan kombinasi yang terbaik, guna memperoleh efektifitas dalam penggunaan dana, tenaga dan waktu dalam mencapai sukses pemasaran.

Dari pendapat di atas, dapat diartikan bahwa iklan merupakan setiap bentuk penyajian non-personal dan promosi ide-ide, barang dan jasa dengan pembayaran oleh suatu sponsor tertentu.

Promosi penjualan adalah rangsangan jangka pendek, untuk merangsang pembeli atau penjual suatu produk atau jasa. Publisitas adalah suatu stimulasi non personal terhadap permintaan produk, jasa menyebarluaskan berita-berita komersil yang penting mengenai kebutuhan akan produk tertentu disuatu media yang disebarkan di radio, televisi atau panggung yang dengan tidak dibayar oleh pihak sponsor.

 

Tujuan Promosi

Tujuan dari pada promosi adalah untuk memperkenalkan barang hasil produksi, dengan tujuan agar konsumen membeli hasil produksinya. Dengan demikian volume penjualan dapat meningkat, dan juga dapat meningkatkan laba perusahaan. Hal ini dapat dicapai oleh suatu perusahaan bila promosi yang dijalankan benar-benar tepat sehingga pelaksanaan promosi dapat berhasil seefektif mungkin.

  • Menurut Boone dan Kurtz (2002:134), tujuan promosi adalah sebagai berikut:
  1. Menyediakan informasi

Menyediakan informasi ini merupakan tujuan strategi promosi yang dilakukan oleh perusahaan hanya menyebabkan informasi yang memberitahukan calon pembeli tentang produk atau jasa yang akan dipasarkan.

  1. Mendiferensiasikan sebuah produk

Tujuan dari promosi ini adalah mendiferensiasika roduk atau tujuan jasa perusahaan dengan produk atau jasa pesaing.  Dengan jasa mengaplikasikan konsep yang disebut positioning, pemasar berupaya meraih tempat di dalam benak konsumen. Maksudnya yaitu mengkomunikasikan perbedaan-perbedaan signifikan mengenai atribut, harga, kualitas atau mamfaat dari produk atau jasa konsumen.

  1. Menaikkan penjualan

Menaikkan penjualan adalah tujuan paling umum dari strategi promosi.  Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, beberapa strategi berkonsentrasi pada merangsang permintaan primer, walaupun sebagian menstabilkan penjualan.

  1. Menstabilkan penjualan

Stabilisasi penualan adalah tujuan lain dari promosi.  Perusahaan biasanya mempromosikan kontes penualan selama periode penurunan penjualan, dan memotivasi tenaga penjualan dengan menawarkan hadiah-hadiah seperti liburan, televisi, dan beasiswa kepada mereka yang meraih target-target tertentu.

  1. Menonjolkan nilai produk

Sejumlah promosi diajukan untuk mnonjolkan nilai produk dengan menjelaskan manfaat-manfaat kepemilikan dari produk yang kurang dikenal kepada pembeli.

  • Selanjutnya menurut Griffin dan Ebert (1999:123-125), promosi mempunyai tujuan yaitu sebagai berikut:
  1. Penyampaian informasi

Promosi merupakan hal yang efektif dalam penyampaian informas dari seseorang atau organisasi ke yang lainnya.  Konsumen tentu saja tidak dapat membeli produk kecuali mereka telah diberi informasi mengenai produk tersebut. Informasi dapat memberikan sarana pelanggan tentang keberadaan sebuah produk atau mendidik mereka tentang keutamaannya.

  1. Memposisikan produk

Memposisikan adalah suatu proses pemantapan citra produk tertentu secara mudah dalam pikiran konsumen.  Memposisikan sebuah produk adalah hal yang sulit karena perusahaan sedang berusaha untuk menarik sebuah segmen pasar yang spesifik dari pada pasar secar keseluruhan.

  1. Nilai tambah

Para pelanggan yang sadar-nilai sekarang ini mendapatkan manfaat ketika bauran bergerak dan ketik promosi menyampaikan produk yang nilai tambahnya.

  1. Mengendalikan volume penjualan

Banyak perusahaan yang mengalami pola penjualan musiman. Dengan meningkatkan kegiatan promosi diluar periode larisnya,perusahaan-perusahaan tersebut dapat mencapai volume penjualan yang lebih stabil sepanjang tahun.  Dengan demikian, mereka dapat mempertahankan jalannya sistem produksi dan distribusi secara seimbang.  Promosi bahkandapat merubah sistem sepi menjadi periode puncak penjualan.

 

Inti dari kegiatan promosi adalah manfaat, atau alasan mengapa calon pembeli harus membeli produk atau jasa yang kita tawarkan. Manfaat yang dimiliki setiap produk atau jasa dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu:

  1. Fungsi : Apa yang dapat dilakukan oleh produk atau jasa tersebut, (contoh: makanan ringan yang hanya membutuhkan waktu 3 menit untuk menyiapkannya).
  2. Citra : Gaya, prestise dan nilai emosional dari produk atau jasa tersebut.
  3. Manfaat extra : Manfaat lain yang bukan bagian utama dari produk atau jasa tersebut (contoh: tambahan buku tulis gratis dan kupon potongan harga)

 

 

  • Kesimpulan

Tujuan dari promosi merupakan suatu kebijakan perusahaan dalam kegiatan promosi, dimana tujuan dari promosi itu berbeda-beda menurut perusahaan apa yang dijalankannya, jadi suatu perusahaan dalam hal untuk melakukan suatu kegiatan promosi, memiliki beberapa tujuan-tujuan.  Dari kegiatan promosi tersebut antara lain untuk memberikan informasi, meningkatkan penjualan, serta nilai tambah dari suatu produk, agar produk yang dipasarkan bias tetap terjual atau dibeli oleh konsumen walaupun pada masa tertentu yang berakibat pasar sasaran perusahaan mengalami penurunan penjualan.

 

 

Source :

http://nanangbudianas.blogspot.com/2013/02/pengertian-promotional-mix.html

http://musliadipnl.wordpress.com/2012/04/25/pengertian-promosi/

http://dhanialfirdaus.wordpress.com/2008/11/06/definisipengertian-promosi-fungsitujuan-bauran-promosi-promotional-mix-produk/

Positioning dan Diferensiasi

Setelah mengidentifikasi segmen pasar, maka sebuah perusahaan juga harus mengidentifikasi cara-cara spesifik yang dapat mendiferensiasikan produknya dan memilih “Competitive Positioning”.

Makna asli ‘positioning’ mengacu pada competitive market standing perusahaan di antara para pesaingnya. Makna ini dulu kerap dipakai dalam perencanaan strategi. Suatu ‘posisi’ dalam pasar mencerminkan kepemimpinan dan penguasaan produk. Tingkatan ini bisa dicapai lantaran menjadi produk pertama yang muncul di pasar (atau ‘perintis’) atau mencerminkan fakta dominasi pasar oleh produk dan karena itu mampu menggariskan aturan main yang mesti diikuti oleh pemain pasar lainnya. Kemudian ini disebut sebagai posisi pasar (market position).

  • Diferensiasi

Pada dasarnya diferensiasi adalah tindakan merancang satu set perbedaaan yang berarti untuk membedakan penawaran perusahaan dari penawaran pesaing (Kotler, 1997). Diferensiasi dapat dilakukan melalui lima dimensi berikut ini :

  1. Diferensiasi Produk, membedakan produk utama berdasarkan keistimewaan, kinerja, kesesuaian, daya tahan, keandalan, kemudahan untuk diperbaiki, gaya dan rancangan produk.
  2. Diferensiasi Pelayanan, membedakan pelayanan utama berdasarkan kemudahan pemesanan, pengiriman, pemasangan, pelatihan pelanggan, konsultasi pelanggan, pemeliharaan dan perbaikan.
  3. Diferensiasi Personil, membedakan personil perusahaan berdasarkan kemampuan, kesopanan, kredibilitas, dapat diandalkan, cepat tanggap dan komunikasi yang baik.
  4. Diferensiasi Saluran, langkah pembedaan melalui cara membentuk saluran distribusi, jangkauan, keahlian dan kinerja saluran-saluran tersebut.
  5. Diferensiasi Citra, membedakan citra perusahaan berdasarkan perbedaan identitas melalui penetapan posisi, perbedaan lambang dan perbedaan iklan.

Pem-posisian Produk di Pasar (Positioning)

Positioning adalah tindakan merancang penawaran dan citra perusahaan sehingga menempati suatu posisi kompetitif yang berarti dan berada dalam benak pelanggan sasarannya (Kotler, 1997). Positioning merupakan elemen yang sangat utama dalam suatu strategi pemasaran. Sebuah perusahaan dapat menentukan posisinya melalui persepsi pelanggan terhadap produknya dan produk pesaingnya sehingga akan dihasilkan peta persepsi. Dengan menggunakan informasi dari peta persepsi itu, dapat dikenali berbagai strategi penentuan posisi antara lain :

1. Positioning menurut atribut produk.
Usaha memposisikan diri menurut atribut produknya.

2. Positioning menurut manfaat.
Produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu manfaat tertentu

3. Positioning menurut harga/ kualitas.
Produk diposisikan sebagai nilai (harga dan kualitas) terbaik.

4. Positioning menurut penggunaan/ penerapan.
Usaha memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk sejumlah penggunaan/ penerapan.

5. Positioning menurut pemakai.
Usaha memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk sejumlah kelompok pemakai.

6. Positioning menurut pesaing.
Produk memposisikan diri sebagai lebih baik daripada pesaing utamanya.

7. Positioning menurut kategori produk.
Produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu kategori produk.

 

  • Setelah kita menentukan dan memilih pasar sasaran, maka langkah selanjutnya adalah menentukan strategi pokok untuk masuk ke dalam persaingan bisnis dan pasar yaitu :
  1. Memposisikan produk Anda di pasar sebagai langkah merebut pasar di pikiran konsumen (mind share).
  2. Strategi diferensiasi produk Anda (differentiation) sebagai langkah strategis untuk membedakan produk Anda dengan produk pesaing dalam pikiran konsumen (mind share).
  3. Strategi penguatan merek (branding) dari propduk Anda sebagai langkah strategis untuk menahan konsumen agar tetap loyal, setia, bangga, dan puas dengan cara memasarkan dan menjual secara experiential (pengalaman) dan emotional (emosi) di hati para calon konsumennya (heart share).

Penjelasan no. 1 :

Memposisikan produk Anda dalam pikiran konsumen (mind share) sebagai langkah awal yang jitu untuk memenangkan pertempuran (positioniong).
Perusahaan harus berpikir bahwa merek harus diposisikan berbeda agar tidak masuk ke dalam jebakan komoditas produk (commodity trap). Oleh karena itu, tawarkan suatu produk yang berbeda untuk pasar anda, sebab konsumen mempunyai kebutuhan, keinginan, dan permintaan yang berbeda-beda.
Banyak pemasar menganjurkan untuk melakukan promosi sesuai dengan pemosisian produk Anda, yaitu satu manfaat terhadap pasar sasaran. Hal ini karena pembeli cenderung mengingat pesan ”nomor satu” terutama dalam masyarakat yang penuh komunikasi. Hal ini membuat konsumen selalu teringat akan produk Anda dalam jangka waktu lama. Pesan pemosisian bisa dicontohkan sebagai berikut :
• Kualitas terbaik
• Layanan terbaik
• Harga termurah
• Nilai terbesar
• Teknologi paling mutakhir, dll. Namun ada juga konsumen yang senang dengan pemosisian dua manfaat , agar perusahaan mendapat ceruk khusus dalam segmen sasaran (niche market). Contoh mobil volvo yang memosisikan diri sebagai mobil paling aman dan paling awet.

  • Peran Positioning Dalam Strategi Pemasaran

Menurut Craven (1991:270) bahwa positioning memegang peran yang sangat besar dalam strategi pemasaran, setelah melakukan analisis pasar dan analisis pesaing dalam suatu analisis internal perusahaan (total situation analysis).

Alasannya dunia sekarang ini dilanda over komunikasi, terjadi ledakan barang,media, maupun iklan. Akibatnya pikiran para prospek menjadi ajang pertempuran. Oleh karena itu, agar dapat berhasil dalam suatu masyarakat yang over komunikasi, perusahaan apa pun sebaiknya mampu menciptakan suatu posisi yang mempertimbangkan tidak hanya kekuatan dan kelemahan perusahaan sendiri, tetapi juga kekuatan dan kelemahan pesaingnya dalam pikiran prospeknya. Itulah sebabnya, ancangan dasar ‘positioning’ tidak lagi sekadar menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang lain, tetapi memanfaatkan dengan cerdik apa yang ada di dalam pikiran dan mengkaitkan hubungan-hubungan yang telah ada, hal ini karena pikiran manusia juga memiliki tempat bagi setiap keping informasi yang telah dipilih untuk disimpan.

Sementara itu, pikiran konsumen sering dianologikan sebagai benteng terakhir pertahanan melawan riuhnya komunlkasi, sebagai tempat menyaring, menerima atau menolak informasi yang ditawarkannya. Apabila ternyata pikiran konsumen telah terbentuk, biasanya produsen lain mengalami kesulitan untuk merubahnya, apalagi pesaingnya tidak tinggal diam melakukan reposisi. Konkritnya, satu hal pokok yang perlu dilakukan dalam usaha ‘memaku mati’ pesan di dalam pikiran seseorang adalah sama sekali bukan yang berhubungan dengan pesannya, tapi justru pikiran itu sendiri. Pikiran yang bersih adalah pikiran yang belum dipoles oleh merk lain. Sehingga peranan positioning merupakan sistem yang terorganisir dalam upaya menemukan suatu hal yang tepat, pada waktu yang tepat di dalam pikiran seseorang.

 

  • Kesimpulan

Positioning merupakan tindakan perusahaan untuk merancang produk dan bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu diingatan konsumen. Sehingga dengan demikian konsumen segmen memahami dan menghargai apa yang dilakukan perusahaan dalam kaitannya dengan para pesaingnya. Positioning juga merupakan cara sebuah perusahaan untuk menarik hati pelanggan dan dapat mengambil tahta tertinggi di benak pelanggan. Bukan hal yang aneh jika sebuah perusahaan terus memberikan janji kepada pelanggan untuk menjadi perusahaan yang terbaik, memberikan promosi-promosi, dan mengembangkan jasanya, karena ini adalah sebagian cara yang dilakukan perusahaan untuk menjadi yang nomor 1 ada di benak pelanggan dan dengan cara inilah, perusahaan dapat membangun image di mata pelanggan. Oleh karena itu perusahaan harus memiliki suatu karakter yang kuat dan menjadi nilai plus dibanding produk pesaing.

Source :

http://manajemenuh.blogspot.com/2013/01/diferensiasi-dan-positioning.html

POSITIONING: Informasional atau Transformasional

Prosedur dan Proses Segmentasi Pasar

Ada tiga tahap yang harus dilakukan dalam segmentasi pasar (Kotler,2003) yaitu:

1. Survey Stage

Survey Stage merupakan tahap melakukan eksplorasi baik melalui focus group discussion atau dengan wawancara terhadap beberapa kelompok konsumen untuk memperoleh keterangan mengenai motivasi, sikap dan perilaku mahasiswa Program Magister Manajemen (MM) . Dengan adanya gambaran awal tentang preferensi konsumen peneliti dapat menggali lebih lanjut dengan menggunakan kuesioner.

2. Analysis Stage

Analysis Stage merupakan tahap analisis terhadap informasi yang telah diperoleh melalui survey. Analisis dapat dilakukan dengan menerapkan analisis faktor untuk menelaah variabel-variabel mana yang berkolerasi tinggi kemudian menerapkan analisis cluster untuk menciptakan atau mengetahui kelompok-kelompok pasar yang secara signifikan memiliki perbedaan karakteristik.

3. Profiling Stage

Profiling Stage merupakan tahap untuk mengidentifikasi frofil masing-masing cluster yang terbentuk. Dengan ini akan teridentifikasi perbedaan masing-masing cluster berdasarkan sikap dan perilaku, demografi, psikografi, manfaat atau value yang diharapkan dari sebuah program MM, kemudian masing-masing cluster diberi nama berdasarkan karakteristik yang menonjol (Fanggidae, 2006).

——————————————————————————————————————————

Enam langkah dalam proses segmentasi pasar, yaitu :

1. Menentukan batas pasar

Menetapkan batas pasar yang akan dilayani dengan mempertimbangkan jenis persaingan (persaingan generic, bentuk produk dan merek).

2. Memutuskan variabel segmentasi yang akan digunakan

Langkah-langkah penting dalam proses segmentasi adalah menyeleksi variabel-variabel dan memutuskan mana variabel yang paling sesuai. Adakalanya pemasar cukup mengumpulkan sebanyak mungkin variabel yang mungkin berguna dan kemudian menggunakan analisis data untuk mengelompokkan orang kedalam segmen. Untuk memilih landasan segmentasi yang cocok terlebih dahulu. Spesifikasi produk lebih erat terkait dengan pengambilan keputusan pemasaran.

3. Mengumpulkan dan menganalisis data segmentasi

Hasil dari pengumpulan data dan analisis keseluruhan proses segmentasi pasar difokuskan pada pengidentifikasian kelompok-kelompok yang anggota-anggotanya mempunyai keinginan dan kebutuhan yang sama.

4. Mengembangkan profil tiap-tiap segmen

Memilih dari serangkaian variabel deskriptif yang mungkin seperangkat variabel yang sesuai untuk setiap segmen. Variabel demografi dan geografi menghasilkan gambaran yang lebih lengkap mengenai setiap segmen di pasar.

5. Mendidik segmen-segmen yang dilayani

Dengan melihat segmen-segmen yang menawarkan peluang yang memberikan kesesuaian terbaik antara sumber daya organisasi dan segmen yang digarap.

6. Merancang rencana pemasaran

Segmen yang dilayani pesaing juga harus diidentifikasi, strategi untuk menarik perhatian konsumen di setiap segmen harus dikembangkan. Atribut-atribut produk harus dirancang atau dirancang ulang dan kampanye promosi harus disusun untuk menciptakan citra yang dikehendaki pasar.

KESIMPULAN

Segmentasi pasar merupakan salah satu cara yang tepat bagi sebuah perusahaan yang ingin memberikan pelayanan lebih baik bagi para konsumennya,karena pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli sudah terbagi ke dalam segmen-segmen tertentu,sehingga memudahkan perusahaan mengalokasikan uang dan usahanya ke pasar potensial yang paling menguntungkan, merencanakan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar serta menentukan cara-cara promosi yang paling tepat bagi perusahaan.

Source :

http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2112306-enam-langkah-dalam-proses-segmentasi/

http://redgallon.blogspot.com/2011/10/pertimbangan-perusahaan-pada-saat.html

Segmentasi, Targeting, dan Positioning (STP)

Marketing Plan

Perkembangan pemikiran pemasaran, disadari atau tidak, sejalan dengan perkembangan peradaban dan pemikiran masyarakat di berbagai bangsa. Hal ini dapat terjadi karena pemikiran di bidang pemasaran selalu melekat dalam kehidupan masyarakat yang selalu berfikir alternatif. Maksudnya adalah dimana masyarakat selalu dihadapkan pada suatu pilihan dan sumber daya yang terbatas untuk mampu memaksimumkan kepuasan.
Pemasaran dirasa kurang karena disebabkan adanya 2 alasan, yaitu:
1)Banyak produsen pemasar masih menggunakan konsep produksi massal sebagai basis kegiatannya.
2)Daya beli masyarakat masih relatif terbatas, sehingga kecenderungan masyarakat membeli atas dasar pertimbangan harga murah.

Segmentasi, Targeting dan Positioning.

Strategi pemasaran modern STP (Segmenting, Targeting, Positioning) yaitu (1) segmentasi pasar, (2) penetapan pasar sasaran, (3) penetapan posisi pasar, seperti yang dijelaskan (Kotler, 1995 : 315).

1). Segmentasi.

1.Segmen pasar : Sub kelompok orang-orang atau organisasi yang memiliki satu atau lebih karakteristik yang sama menyebabkan mereka memiliki produk yang serupa.
2.Segmentasi pasar : proses membagi sebuah pasar ke segmen-segmen atau kelopok-kelompok yang bermakna, relative sama dan dapat diidentifikasikan.

Tujuan segmentasi pasar adalah membuat para pemasar mampu menyelesaikan bauran pemasaran untuk memenuhi kebutuhan satu atau lebih segmen pasar tertentu.
Segmentasi pasar merupakan suatu aktivitas membagi atau mengelompokkan pasar yang heterogen menjadi pasar yang homogen atau memiliki kesamaan dalam hal minat, daya beli, geografi, perilaku pembelian maupun gaya hidup. Kotler (2003) menyatakan: “Market segmentation is the process of breaking a heterogeneous group of potential buyer into smaller homogeneous groups of buyer, that is with relatively similar buying characteristics or needs”. Selanjutnya Thompson (2000) menyatakan bahwa tantangan dalam pemasaran adalah untuk mengidentifikasi pasar potensial yang menguntungkan untuk dilayani karena jarang sekali satu program pemasaran dapat memuaskan pasar yang heterogen yang berbeda selera dan karakteristik untuk itu diperlukan segmentasi pasar. Sementara itu Kotler, Kartajaya, Huan dan Liu (2003) menyatakan bahwa segmentasi adalah melihat pasar secara kreatif, segmentasi merupakan seni mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang-peluang yang muncul di pasar. Pada saat yang sama segmentasi merupakan ilmu (science) untuk memandang pasar berdasarkan variabel geografis, demografis, psikografis dan perilaku.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa segmentasi memiliki peran penting dalam sebuah perusahaan. Segmentasi tersebut memiliki peran penting karena beberapa alasan; pertama, segmentasi memungkinkan perusahaan untuk lebih fokus dalam mengalokasikan sumber daya. Dengan membagi pasar menjadi segmen-segmen akan memberikan gambaran bagi perusahaan untuk menetapkan segmen mana yang akan dilayani. Selain itu segmentasi memungkinkan perusahaan mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai peta kompetisi serta menentukan posisi pasar perusahaan (Kotler, Kartajaya, Huan dan liu, 2003). Kedua, segmentasi merupakan dasar untuk menentukan komponen-komponen strategi. Segmentasi yang disertai dengan pemilihan target market akan memberikan acuan dalam penentuan positioning. Ketiga, segmentasi merupakan faktor kunci untuk mengalahkan pesaing, dengan memandang pasar dari sudut yang unik dan cara yang berbeda dari yang dilakukan pesaing.

Tingkatan Segmentasi Pasar

Segmentasi pasar dimulai dari mengidentifikasi mass market (pemasaran massal) (Thomson, 2000). Mass market ini terlalu beragam dan sulit untuk menetapkan target market dengan program pemasaran tunggal, dengan demikian pasar tersebut perlu disegmen menjadi kelompok-kelompok yang homogen. Starting point dari segmentasi adalah mass marketing. Didalam mass marketing program pemasaran dilakukan secara massal seperti distribusi massal, promosi massal dan lainnya atau dengan kata lain satu produk untuk semua. Akan tetapi mass marketing tidak selalu sukses dalam melayani pasarnya karena satu program pemasaran tidak bisa melayani pasar yang heterogen sehingga pelu dilakukan segmentasi, niche marketing (relung pasar) dan pasar individu (Kotler, 2003).
Segmentasi pasar terdiri dari usaha untuk mengidentifikasi sebuah kelompok menjadi sebuah kelompok yang memiliki kesamaan. Segmentasi merupakan cara tengah antara mass marketing dengan individu. Dalam segmentasi pasar orang yang berada dalam satu segmen diasumsikan benar-benar memiliki persamaan, padahal tidak ada dua orang yang benar-benar memiliki persamaan dalam suatu hal (Kotler, 2003). Dengan demikian segmentasi pasar memiliki beberapa keuntungan dibandingkan mass market antara lain perusahaan dapat menciptakan produk dan layanan yang cocok atau sesuai dengan target market.

Perusahaan juga akan lebih mudah dalam menetapkan canel distribusi dan dalam menetapkan komunikasi pemasaran. Pada niche marketing lebih fokus terhadap ceruk-ceruk pasar yang belum dilayani dengan baik. Hal ini dilakukan dengan mengidentifikasi segmen yang sudah ada menjadi sub segmen yang lebih kecil. Dengan adanya niche market perusahaan dapat memahami konsumen dengan baik. Ciri menarik dari niche market adalah konsumen pada niche market mempunyai kebutuhan yang kuat, konsumen ini mau membayar dengan harga yang premium kepada perusahaan yang dapat memuaskan mereka dengan baik. Nice market memiliki pertumbuhan yang potensial dan profitable sehingga perusahaan dapat melayani segmen ini. Sementara itu pada pasar individu merupakan bagian terakhir dalam segmen, setiap individu memiliki keunikan masing-masing. Pasar individu dikenal juga dengan customize marketing atau one to one marketing dimana konsumen dilayani secara individu. Perusahaan dapat melayani pasar individu secara customize sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen seperti yang mereka harapkan.

Pola Segmentasi Pasar

Untuk mengidentifikasai preferensi segmen ada tiga pola segmentasi pasar yang dapat digunakan (Kotler,2003). Pola tersebut adalah:
1. Homogeneus preference (preferensi homogen)
Homogeneus preference merupakan pola yang menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang sama terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.

2. Diffused preference (preferensi yang menyebar)
Diffused preference merupakan pola yang menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang beragam terhadap suatu produk atau jasa yang ditawarkan

3. Clustered preference (preferensi yang mengelompok)
Clustered preference merupakan pola yang menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang berkelompok-kelompok. Dimana konsumen yang berada dalam satu kelompok memiliki kesamaan preferensi.

Prosedur dan Proses Segmentasi Pasar
Ada tiga tahap yang harus dilakukan dalam segmentasi pasar (Kotler,2003) yaitu:
1. Survey Stage
Survey Stage merupakan tahap melakukan eksplorasi baik melalui focus group discussion atau dengan wawancara terhadap beberapa kelompok konsumen untuk memperoleh keterangan mengenai motivasi, sikap dan perilaku konsumen.
2. Analysis Stage
Analysis Stage merupakan tahap analisis terhadap informasi yang telah diperoleh melalui survey. Analisis dapat dilakukan dengan menerapkan analisis faktor untuk menelaah variabel-variabel mana yang berkolerasi tinggi kemudian menerapkan analisis cluster untuk menciptakan atau mengetahui kelompok-kelompok pasar yang secara signifikan memiliki perbedaan karakteristik.
3. Profiling Stage
Profiling Stage merupakan tahap untuk mengidentifikasi frofil masing-masing cluster yang terbentuk. Dengan ini akan teridentifikasi perbedaan masing-masing cluster berdasarkan sikap dan perilaku, demografi, psikografi, manfaat atau value yang diharapkan dari sebuah program MM, kemudian masing-masing cluster diberi nama berdasarkan karakteristik yang menonjol (Fanggidae, 2006).

Dasar Segmentasi 
Dalam menetapkan dasar segmentasi Kotler (2003) ada dua cara yang dapat dilakukan, yaitu pertama, consumen characteristic (karakteristik konsumen) yang merupakan variabel utama dalam segmentasi yang terdiri dari :
1. Segmentasi Geografi
Pada segmentasi georafi pengelompokan dilakukan berdasarkan faktor geografinya, seperti berdasarkan daerah asal atau tempat tinggal konsumen.
2. Demografi Segmentasi
Pada segementasi demografi pengelompokan dilakukan berdasarkan variabel usia, jenis kelamin dan pekerjaan konsumen.
3.Psychographic segmentation
Pada Psychographic segmentation pengelompokan didasarkan pada karakteristik setiap konsumen, seperti motivasi, kepribadian, persepsi, interest, minat dan sikap.

Kedua yaitu, consumer responses (respon konsumen) yang terdiri dari Benefit segmentation (segmentasi manfaat) yaitu pengelompokan yang di dasarkan kepada manfaat yang diharapkan konsumen dari suatu produk atau jasa, use occasion (saat pemakaian) dan Brand atau merek. Dengan ini konsumen akan dikelompokkan berdasarkan respon mereka terhadap produk atau jasa, seperti ada konsumen yang mementingkan kualitas dan ada konsumen yang mementingkan harga yang murah.
Sementara itu Kotler, Kartajaya, Huan dan Liu (2003) mengelompokkan pendekatan dalam melakukan segmentasi pasar menjadi tiga, yaitu :

1.Static Atribut Segmentation
Static Atribut Segmentation mengelompokkan pasar berdasarkan atribut-atribut statis yang serupa, yang tidak selalu mencerminkan perilaku pembelian atau penggunaan dan tidak secara langsung mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli. Jenis atribut ini mencakup variabel geografi dan demografi.

2.Dynamic Atribut Segmentation
Dynamic Atribut Segmentation mengelompokkan pasar berdasarkan atribut dinamis yang serupa, atau atribut-atribut yang mencerminkan karakteristik konsumen. Atribut ini mencakup variabel psikografis dan behavioral.

3. Individual Segmentation
Individual Segmentation mengelompokkan pasar atas unit terkecil atau individu.

Menentukan Dasar Segmentasi
Dalam menentukan dasar segmentasi yang akan digunakan dapat disesuaikan dengan kondisi yang paling relevan. Sebagaimana diketahui konsumen berbeda dalam banyak hal dan masing – masing berpotensi membentuk segmen, namun kenyataan tidak semua variabel ini akan bermanfaat untuk semua situasi. Dengan demikian perlu kehati-hatian dalam memilih variabel segmentasi agar sesuai dengan perusahaan. Agar strategi segmentasi tersebut tepat perusahaan harus pertama, memandang pasar dari sudut yang unik dan dengan cara yang berbeda dari yang dilakukan pesaing. Kedua metode segmentasi yang digunakan harus sejauh mungkin mencerminkan perilaku pembelian atau penggunaan serta menentukan alasan pelanggan untuk membeli. Karena alasan inilah dynamic atribut segmentation lebih unggul dibandingkan static atribut segmentation, sebab atribut ini lebih mengarah kepada perilaku pembelian, metode ini dapat memberikan informasi yang berharga bagi perumusan strategi pemasaran yang cocok untuk mempengaruhi perilaku konsumen tersebut (Kotler, Kartajaya, Huan dan Liu,2003).
Segmentasi geografis dan demografis lebih mudah dilakukan, karena data yang akurat dan tepat sudah tersedia. Namun metode ini tidak memberikan gambaran yang yang jelas tentang bagaimana konsumen memilih dan membeli suatu produk. Sehingga akan sulit untuk membangun strategi yang lengkap yang menyertakan perumusan positioning, marketing mix, penjualan, pelayanan, proses dan membangun brand dengan keakuratan yang baik.

Syarat Segmentasi Yang Efektif
Dalam melakukan segmentasi perusahaan perlu memperhatikan efektifitas segmentasi tersebut. Syarat segmentasi yang efektif adalah (Kotler,2003):

1. Measurable (terukur)
Measurable berarti segmen pasar harus dapat membantu perusahaan dalam mengukur potensi pasar, daya beli konsumen serta ukuran alokasi sumberdaya.
2. Substansial (banyak)
Substansial berarti segmen tersebut harus besar dan profitable untuk dilayani.
3. Accessible (dapat diakses)
Accessible berarti segmen tersebut harus mudah dijangkau untuk dilayani.
4. Differentiable (dapat dibedakan)
Differentiabel berarti segmen tersebut dapat dibedakan dengan jelas.
5. Actionable (dapat dilayani)
Actionable berarti segmen tersebut dapat dijangkau atau dilayani dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Manfaat Segmentasi

Secara umum segmentasi bermanfaat untuk meningkatkan posisi kompetisi perusahaan dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada konsumen (Weinstein, 1994 dalam Ariwibowo, 2003,). Lebih lanjut Weinstein (1994) mengemukan secara terperinci tentang 4 manfaat segmentasi, yaitu:

1. Designing responsive products to meet the needs of the marketplace.
Melalui penelitian preferensi konsumen, perusahaan berjalan ke arah penyelesaian konsep marketing yaitu kepuasan konsumen yang akan membawa keuntungan. Perusahaan menempatkan konsumen sebagai yang utama, kemudian mendisain dan menyeleksi produk untuk kepuasan konsumen.

2. Determining effective and cost efficient promosional strategies.
Segmentasi sebagai alat perencanaan merupakan alat identifikasi dan analisa yang berharga untuk mengembangkan communication mix, sehingga dapat dipilih alat promosi yang sesuai untuk menargetkan pada media yang tepat.

3. Evaluating market competition in partikular the companys market position.
Riset segmentasi menyediakan a competitive intelegence mechanism untuk mengakses dan membandingkan perusahaan agar sesuai dengan standar.

4. Providing insight on present marketing strategies.
Segmentasi sangat penting untuk melakukan evaluasi secara periodik terhadap marketing strategi perusahaan saat ini dengan cara memanfaatkan peluang baru dan menghindarkan dari adanya potensi terhadap ancaman.

2)Target Market

Setelah perusahaan mengidentifikasi peluang segmen pasar, selanjutnya adalah mengevaluasi beragam segmen tersebut untuk memutuskan segmen mana yang menjadi target market. Dalam mengevaluasi segmen pasar yang berbeda perusahaan harus melihat dua faktor yaitu daya tarik pasar secara keseluruhan serta tujuan dan resource perusahaan (Kotler, 2003). Perusahaan harus melihat apakah suatu segmen potensial memiliki karakteristik yang secara umum menarik seperti ukuran, pertumbuhan, profitabilitas, skala ekonomi, resiko yang rendah dan lain-lain. Perusahan juga perlu mempertimbangkan apakah berinvestasi dalam segmen tersebut masuk akal dengan mempertimbangkan tujuan dan sumber daya perusahaan.

Pengertian dari targeting itu sendiri merupakan sebuah sasaran, siapa yang dituju. Dalam menentukan targeting maka dilakukan beberapa survey untuk dapat mengetahui keadaan pasar nantinya, agar ketika proses pemasaran tidak salah sasaran.
Selanjutnya Kotler, Kartajaya, Huan dan Liu (2003) menyatakan ada tiga kriteria yang harus dipenuhi perusahaan pada saat mengevaluasi dan menentukan segmen mana yang akan dijadikan target. Pertama, perusahaan harus memastikan bahwa segmen pasar yang dibidik itu cukup besar dan akan cukup menguntungkan bagi perusahaan. Perusahaan dapat saja memilih segmen yang kecil pada saat sekarang namun segmen itu mempunyai prospek menguntungkan dimasa datang. Sehubungan dengan hal ini perusahaan harus menelaah kompetisi yang ada di sektor tersebut dan potensinya untuk tumbuh karena akan berkaitan juga dengan ukuran dan pertumbuhan target segmen perusahaan. Kedua adalah bahwa strategi targeting itu harus didasarkan pada keunggulan kompetitif perusahaan yang bersangkutan. Keunggulan kompetitif merupakan cara untuk mengukur apakah perusahaan memiliki kekuatan dan keahlian yang memadai untuk menguasai segmen pasar yang dipilih sehingga memberikan value bagi konsumen. Untuk menghasilkan value yang unggul tidak cukup hanya memiliki sumber daya yang memadai tetapi harus didukung dengan kapabilitas, kompetensi inti, dan keunggulan kompetitif untuk melaksanakan diferensiasi yang ditujukan untuk memenangkan kompetisi tersebut.

Perusahaan juga harus menganalisis dari dekat apakah segmen pasar yang dipilih telah sejalan dan mendukung tujuan jangka panjang perusahaan. Ketiga adalah bahwa segmen pasar yang dibidik harus didasarkan pada situasi persaingannya. Perusahaan harus mempertimbangkan situasi persaingan yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi daya tarik targeting perusahaan. Beberapa faktor yang dipertimbangkan disini antara lain intensitas persaingan segmen, potensi masuknya pemain baru, hambatan masuk industri, keberadaan produk-produk pengganti, kehadiran produk-produk komplementer serta pertumbuhan kekuatan tawar menawar pembeli maupun pemasok.
Dengan menggunakan beberapa kriteria diatas perusahaan dapat menemukan kesesuaian perusahaan dengan segmen pasar yang tepat.

Menentukan Target Market
Dalam menetapkan target market perusahaan dapat mempertimbangkan lima pola, dapat dijelaskan sebagai Berikut :

1. Single Segment Concentration.
Single Segment Concentration maksudnya adalah perusahaan dapat memilih satu segmen saja. Perusahaan lebih bisa mencapai posisi yang kuat disatu segmen, dengan pengetahuan yang baik terhadap kebutuhan segmen sehingga bisa diperoleh keuntungan. Namun, konsentrasi di satu segmen mempunyai potensi resiko yang cukup besar, sehingga alasan inilah yang mendasari perusahaan untuk memilih lebih dari satu segmen.

2. Selective Specialization.
Selective Specialization maksudnya adalah perusahaan menyeleksi beberapa segmen. Segmen yang dipilih mungkin tidak saling berhubungan atau membentuk sinergi, tetapi masing – masing segmen menjanjikan uang. Strategi ini lebih dipilih oleh perusahaan untuk menghindari kerugian, walaupun salah satu segmennya tidak produktif, tetapi perusahaan tetap memperoleh pendapatan dari segmen yang lain.

3. Product Specialization.
Product Specialization maksudnya perusahaan berkonsentrasi membuat produk khusus atau tertentu. Melalui cara ini, perusahaan membangun reputasi yang kuat di produk yang spesifik. Namun resikonya tetap ada, yaitu apabila terjadi kekurangan bahan untuk pembuatan produknya atau keterlambatan melakukan perubahan teknologi.

4. Market Specialization.
Market Specialization maksudnya adalah perusahaan berkonsentrasi melayani berbagai kebutuhan dalam kelompok tertentu. Perusahaan memperoleh reputasi yang kuat dan menjadi channel untuk semua produk baru yang dibutuhkan dan dipergunakan oleh kelompok tersebut. Resiko akan kerugian akan timbul apabila kelompok tadi mengurangi pembelian atau kebutuhannya.

5. Full Market Coverage.
Full Market Coverage maksudnya adalah perusahaan berusaha melayani semua kelompok dengan produk yang dibutuhkan. Namun, hanya perusahaan besar yang bisa melakukannya. Untuk menciptakan kepuasan konsumen, pemasar dapat melakukan diferensiasi dan menghasilkan lebih banyak penjualan daripada tidak melakukan diferensiasi, namun diferensiasi dapat meningkatkan biaya perusahaan. Secara umum, hal ini tetap akan bermanfaat khususnya apabila dikaitkan dengan strategy profitability, namun demikian perusahaan sebaiknya berhati – hati agar tidak terjadi over segmenting. Biaya yang diperkirakan adalah Product modification cost, manufacturing cost, administrative cost, inventory cost, dan promotion cost.

Selain itu ada pertimbangan tambahan yang perlu diperhatikan perusahaan dalam mengevaluasi dan memilih segmen yaitu (Kotler, 2003):

1. Pilihan etika atas pasar sasaran.

Dalam menetapkan target market perusahaan hendaknya tidak menimbulkan pertentangan, seperti mngambil keuntungan dari kelompok yang rapuh seperti anak-anak atau mempromosikan produk yang berbahaya. Karena dalam pasar sasaran masalahnya bukanlah siapa yang dipilih sebagai target tapi bagaimana dan untuk apa. Pasar yang memiliki tanggungjawab sosial mengharuskan segmentasi dan target pasar yang melayani tidak hanya untuk kepentingan industri saja tetapi juga kepentingan mereka yang dijadikan sasaran.
2. Interelasi dan segmen super.

Segmen super adalah sekumpulan segmen yang memiliki kesamaan yang dapat dieksploitasi, sehingga perusahaan akan bijaksana jika memilih segmen super daripada segmen di dalam segmen super karena perusahaan tidak memiliki keunggulan kompetitif terhadap industri-industri yang telah berada dalam segmen super.

3. Rencana serangan segmen per segmen.
Pesaing tidak boleh tahu segmen mana yang dituju oleh perusahaan. Jika diketahui maka perusahaan harus mencari jalan keluar untuk menerobos yakni dengan cara menyerang pasar tertutup dengan pendekatan mega marketing artinya koordinasi strategis keahlian ekonomi, psikologis, politik dan hubungan masyarakat untuk memasuki atau beroperasi dalam pasar tertentu.

4. Kerjasama antar segmen.
Cara terbaik untuk mengelola segmen adalah kerjasama antara SDM di dalam perusahaan untuk membangun bisnis segmen perusahaan.


3).Positioning

Positioning adalah image atau citra yang terbentuk di benak seorang konsumen dari sebuah nama perusahaan atau produk. Posititioning adalah bagaimana sebuah produk dimata konsumen yang membedakannya dengan produk pesaing. Dalam hal ini termasuk brand image, manfaat yang dijanjikan serta competitive advantage. Inilah alasan kenapa konsumen memilih produk suatu perusahaan bukan produk pesaing. Seperti halnya diungkapkan Milton M. Presley et al dalam Advertising procedure:
“Positioning product is the place your product occupies in consumers’ minds relative to competing products. Think brand image, benefit promise, and competitive advantage. It’s how you plan to compete in the marketplace. It’s the reasons customers should buy your product, and not the competitors”.

Sementara itu Fanggidae, 2006, menyatakan positioning adalah suatu strategi dalam kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk menciptakan perbedaan (differents), keuntungan (advantages), manfaat (benefit) yang membuat konsumen selalu ingat dengan suatu produk. Dengan kata lain sebagai usaha menempatkan sesuatu dalam pikiran orang dengan terlebih dahulu memberikan informasi tentang segala sesuatu seperti fasilitas, program yang diberikan, dosen yang dimiliki dengan cara penyuguhan kualitas pelayanan dan bagaimana mempresentasikannya.
Selanjutnya Kotler, Kartajaya, Huan dan liu, 2003 menyatakan positioning sebagai ”the strategy for leading your cutomers credibly” yaitu suatu strategi untuk membangun kepercayaan, keyakinan dan kompetensi bagi konsumen. Positioning adalah mengenai bagaimana perusahaan mendapatkan kepercayaan pelanggan untuk dengan sukarela mengikuti perusahaan.
Selanjutnya Yoram Wind, dalam Kotler et all 2003 menyatakan positioning sebagai reason for being yaitu bagaimana mendefinisikan identitas dan kepribadian perusahaan di benak konsumen. Perusahaan harus mempunyai kredibilitas di benak konsumen untuk itu konsumen perlu dibimbing. Positioning tidak sekedar membujuk dan menciptakan citra dalam benak pelanggan, tetapi juga bagaimana merebut kepercayaan pelanggan. Positioning menyangkut menciptakan being dalam benak konsumen dan membimbing mereka dengan penuh kredibilitas. Selanjutnya positioning merupakan sebuah janji yang dibuat perusahaan kepada konsumen. Janji tersebut harus ditepati dan kemampuan perusahaan untuk menepati janji merupakan bagian yang vital dan strategi. Karena alasan inilah, positioning yang tepat merupakan hal yang krusial bagi keberhasilan akhir perusahaan.

Cara Menentukan Positioning

Dalam menentukan positioning ada empat tahap yaitu: identifikasi target, menentukan frame of reference pelanggan (siapa diri), merumuskan point of differentiation — Mengapa konsumen memilih perusahaan, menetapkan keunggulan kompetitif produk — bisa dinikmati sebagai sesuatu yang beda (Kotler, 2003).

Sementara itu Kotler, Kartajaya, Huan dan Liu, 2003 menyatakan ada empat kriteria yang dapat dilakukan perusahaan untuk menentukan positioning. Pertama adalah kajian terhadap konsumen (cutomer). Disini positioning harus mendeskripsikan value bagi konsumen karena positioning mendeskripsikan value yang unggul. Selain itu positiong merupakan penentu penting bagi konsumen pada saat memutuskan untuk membeli. Kriteria kedua didasarkan atas kajian pada kapabilitas perusahaan (company). Disini positioning harus mencerminkan kekuatan dan keunggulan kompetitif perusahaan. Seperti lokasi yang strategis. Kriteria ketiga didasarkan atas kajian pada pesaing (competitor). Disini positioning harus bersifat unik, sehingga dengan mudah dapat mendiferensiasikan diri dari para pesaing. Kriteria keempat didasarkan atas kajian terhadap perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnis (change). Dikatakan bahwa positioning harus berkelanjutan dan selalu relevan dengan berbagai perubahan lingkungan bisnis. Positioning pada hakikatnya adalah menanamkan sebuah persepsi, identitas dan kepribadian di dalam benak konsumen. Untuk itu agar positioning kuat maka perusahaan harus selalu konsisten dan tidak berubah. Karena persepsi, identitas dan kepribadian yang terus menerus berubah akan menimbulkan kebingungan di benak konsumen dan pemahaman mereka akan tawaran perusahaan akan kehilangan fokus.
Dalam menetapkan penentuan positioning perusahaan dapat memperhatikan faktor-faktor di bawah ini sebagai basis atau landasan penentuan positioning:

  1. Proposisi nilai dan manfaat yang dapat diberikan perusahaan
  2. Capaian yang telah dihasilkan perusahaan
  3. Segmen pasar dan pelanggan yang ditargetkan
  4. Atribut yang jadi keunggulan produk dan merk perusahaan
  5. Bisnis baru yang dimasuki
  6. Originalitas dan posisi sebagai perusahaan atau merk baru di pasar

Dalam mengkomunikasikan positioning sebuah produk perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor di bawah ini:

1. Be creative
Be creative maksudnya adalah bahwa perusahaan harus kreatif untuk mencuri perhatian konsumen atau target market.
2. Simplicity
Simplicity maksudnya adalah komunikasi yang disampaikan harus sesederhana dan sejelas mungkin
3.Consistent yet flexible
Consistent yet flexible maksudnya adalah perusahaan harus konsisten dan melihat kondisi.
4.Own, dominate, protect
Own, dominate, protect maksudnya adalah dalam komunikasi perusahaan harus memiliki satu atau beberapa kata ampuh di benak pelanggan
5.User their language
User their language maksudnya adalah dalam mengkomunikasikan positioning perusahaan harus menggunakan bahasa pelanggan.

——————————————————————————————————————————-

  • Definisi Segmentasi Pasar

Swastha & Handoko (1997) mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi–bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen.Sedangkan definisi yang diberikan oleh Pride & Ferrel (1995) mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli. Di lain pihak Pride & Ferrel (1995) mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok–kelompok pasar yang terdiri dari orang–orang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa.

Pada dasarnya, segmentasi pasar adalah proses membagi pasar keseluruhan suatu produk atau jasa ke dalam beberapa segmen. Dengan melakukan segmentasi pasar, pemasaran akan lebih terarah dan efektif sehingga dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.
Ada beberapa variabel segmentasi yaitu:
1. Demografis
Segmentasi ini dilakukan dengan membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan variabel demografis seperti : Usia, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, pekerjaan, geografis.
2. Psikografis
Segmentasi ini dilakukan dengan membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok yang berlainan menurut kelas sosial, gaya hidup, kepribadian, latar belakang, dan lain-lain. Informasi demografis sangat berguna, tetapi tidak selalu menyediakan informasi yang cukup untuk membagi konsumen ke dalam segmen-segmen, sehingga diperlukan segmen berdasarkan psikografis untuk lebih memahami karakteristik konsumen.
  • Definisi Targeting Pasar
Definisi targeting menurut Keegan & Green (2008) adalah proses pengevaluasian segmentasi dan pemfokusan strategi pemasaran pada suatu negara,prpinsi,atau sekelompok orang yang memliki potensi untuk memberikan respon. Sedangkan menurut Kotler & Amstrong (2008) adalah sekelompok pembeli (buyers) yang memiliki kebutuhan atau karakteristik yang sama yang menjadi tujuan promosi perusahaan.

Dari kedua definisi tersebut targeting merupakan sebuah proses yang sangat penting karena akan menentukan siapa yang akan membeli produk dari perusahaan.

Targeting adalah  membidik target market yang telah kita pilih dalam analisa segmentasi pasar. Dalam hal ini tentu saja serangkaian program pemasaran yang dilakukan harus pas dengan karakteristik pasar sasaran yang hendak kita tuju.

Langkah dalam mengembangkan targeting yaitu :

1. Mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen dengan menggunakan variable-variabel yang dapat mengkuantifikasi kemungkinan permintaan dari setiap segmen, biaya melayani setiap segmen, dan kesesuaian antara kompetensi inti perusahaan dan peluang pasar sasaran.
2. Memilih satu atau lebih segmen sasaran yang ingin dilayani berdasarkan potensi laba segmen tersebut dan kesesuaiannya dengan strategi  perusahaan.
  • Definisi Positioning
Menurut Kotler (1997: 262) : “Positioning is the act of designing the company’s offer so that it occupies a distinct and value placed in the target customer mind”.

Maknanya, mencari ‘posisi’ di dalam pasar, langkah ini dilakukan setelah menentukan strategi segmentasi yang dipakai. Dengan kata lain positioning adalah suatu tindakan atau langkah-langkah dari produsen untuk mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai dimana konsumen didalam suatu segmen tertentu mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu segmen tertentu, mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu perusahaan, dibandingkan dengan pesaingnya.

Jadi, positioning adalah upaya identifikasi, pengembangan, dan komunikasi keunggulan yang bersifat khas serta unik. Dengan demikian, produk dan jasa perusahaan dipersepsikan lebih superior dan khusus (distinctive) dibandingkan dengan produk dan jasa pesaing dalam persepsi konsumen.

Persepsi pelanggan terhadap produk yang dihasilkan dan bukan hanya sekedar produk fisik adalah fokus utama Positioning.  Keberhasilan positioning sangat ditentukan oleh kemampuan sebuah perusahaan untuk mendeferensiasikan atau memberikan nilai superior kepada pelanggan. Nilai superior sendiri dibentuk dari beberapa komponen. Sedangkan kunci utama keberhasilan positioning terletak pada persepsi yang diciptakan dari  persepsi perusahaan terhadap dirinya sendiri, persepsi perusahaan terhadap pesaing, persepsi perusahaan terhadap pelanggan, dll.

Kesimpulannya adalah

Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar keseluruhan suatu produk atau jasa yang bersifat heterogen ke dalam beberapa segmen, di mana masing-masing segmennya cenderung bersifat homogen dalam segala aspek. Setelah segmentasi atas produk telah ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah melakukan targeting atau membidik target market yang telah kita pilih dalam analisa segmentasi pasar. Dalam hal ini tentu saja serangkaian program pemasaran yang dilakukan harus pas dengan karakteristik pasar sasaran yang hendak kita tuju.
Selain targeting, maka langkah berikutnya adalah melakukan positioning produk. Langkah ini artinya adalah menciptpakan keunikan posisi produk dalam benak atau persepsi pelanggan potensial yang akan dibidik. Positioning yang pas ini menjadi sangat penting, sebab dengan begitu mereka bisa meraih simpati dalam benak pelanggan. Dan selanjutnya hal ini bisa mendorong mereka untuk melakukan pembelian produk yang ditawarkan.

Source :

http://ilmumarketingdesain.blogspot.com/2012/09/pengertian-segmentasitargetingpositioni.html

http://duniapemasaranglobal.blogspot.com/p/teori-teori-pemasaran.html

http://arazakirfan89.blogspot.com/2012/07/segmentasi-targeting-positioning.html

Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran adalah sarana di mana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual. Komunikasi pemasaran mempresentasikan “suara” perusahaan dan mereknya serta merupakan sarana dimana perusahaan dapat membuat dialog dan membangun hubungan dengan konsumen.

Teori menurut Harold Lasswell,

Pada dasarnya komunikasi adalah suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa, dan berakibat apa (who, says what, in which channel, to whom, with what effect).

image

1. Who (siapa).
Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi, bisa seorang individu, kelompok, organisasi , maupun suatu negara sebagai komunikator.

2. Says What (pesan).
Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima(komunikan), dari sumber(komunikator)atau isi informasi. Merupakan seperangkat symbol verbal/non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan/maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu makna , symbol untuk menyampaikan makna,dan bentuk/organisasi pesan.

3. In Which Channel? (saluran/media).
Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator(sumber) kepada komunikan(penerima) baik secara langsung(tatap muka), maupun tidak langsung(melalui media cetak/elektronik dll).

4. To Whom (untuk siapa/penerima).
Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan dari sumber. Disebut tujuan(destination)/pendengar(listener)/khalayak(audience)/komunikan/penafsir/penyandi balik(decoder).

5. With What Effect (dampak/efek).
Dampak/efek yang terjadi pada komunikan(penerima) setelah menerima pesan dari sumber, seperti perubahan sikap, bertambahnya pengetahuan, dll.

Kelebihan dan Kekurangan Model Komunikasi Lasswell
Kelebihan:

·    Teori Lasswell meskipun masih berfokuskan pada komunikasi verbal satu arah, namun teori tersebut dipandang lebih maju dari teori-teori lain yang ada.
·    Teori Lasswell berhasil melepaskan dari pengaruh komunikasi propaganda yang ketika pada saat itu sangat mendominasi wacana komunikasi.
·    Teori Lasswell telah mendefinisikan medium pesan dalam arti yang lebih luas yakni media massa.
·    Teori Lasswell lebih mendefinisikan tujuan komunikasi sebagai suatu penciptaan pengaruh dari pesan yang telah disampaikan.
·    Teori Lasswell fokus dan perhatian terhadap aspek-aspek penting komunikasi.

Kekurangan:

·      Tidak semua komunikasi mendapatkan umpan balik yang lancar
·      Teori Lasswell hanya menyimpulkan teori satu arah.
·      Teori Lasswell menitik beratkan model komunikasi arti yang sempit yaitu dengan cara menyebarluaskan melalui media massa hingga mencapai dan memperoleh efek dari audience. Namun jalannya pesan-pesan media tidak sesederhana yang dipikirkan banyak orang.

————————————————————————————————————————————————————-

Pemasar dan prospek pemasaran adalah seseorang yang mencari respons- perhatian, pembelian, dukungan, sumbangan- dari pihak lain yang disebut prospek (prospect). Jika dua pihak ingin menjual sesuatu satu sama lain, kita menyebut kedua pihak tersebut pemasar.
Sedang pasar secara tradisional dalah tempat fisik dimana pembeli dan penjual berkumpul unutk membeli dan menjual barang. Para ekonom mendeskripsikan pasar sebagai sekumpulan pembeli dan penjual yang berinteraksi atas suatu produk tertentu.
Ada lima pasar dasar yaitu :

Pasar Konsumen : perusahaan yang menjual barang barang kebutuhan konsumen dan jasa dalam jumlah besar, serta minuman ringan kosmetik, penerbangan sepatu dan peralatan olah raga, serta mengahabiskan banyak waktu untuk encoba mengembangkan citra merek yang unggul.

Pasar Bisnis : perusahaan yang menjual barang dan jasa untuk bisnis sering menghadapi pembeli profesional yang terlatih dan dibekali informasi yang cukup, yang terampil dalam mengevaluasi penawaran yang kompetitif.

Pasar Global : perusahaan perusahaan yang nenjual barang dan jasa di pasar global menghadapi keputusan dna tantangan tambahan. Mereka harus menentukan negara mana yang akan dimasuki; bagaimana memasuki masing masing negara;mitra joint ventur; industri manifaktur kontrak; bagaiman menyesuaikan fitur produk merka dengan tiap tiap negara; bagaimana menentukan harga produk mereka di negara yang berbeda dan bagaiana menyesuaikan komunikasi mereka dengan budaya yang berbeda.

Pasar Nirlaba dan pemerintahan : perusahaan perusahaan yang menjual barangnya ke organisasi nirlaba, seperti gereja, universitas, organisasi amal dan lembaga pemerintah perlu menetapkan harga dengan seksama karena pembeli pembeli ini memiliki daya beli yang terbatas.

Pasar, ruang pasar dan metamarket : pasar (market place)bersifat fisik, seperti toko tmpat anda berbelanja; ruang pasar(market space) bersifat digital, seperti saat anda berbelanja via internet. Mohan Sawney menawarkan konsep metamarket unutk menjelaskan sekelompok produk dan jasa komplementer yang terkait erat dalam benak kosumen namun tersebar di berbagai industri.

Pemasaran dalam praktik :

sekarang pemasaran tidak lagi dilakukan oleh departemen pemasaran saja. Pemasaran hasrus memperngaruhi setiap aspek daru pengalaman pelanggan. Artinya pemasar harus mengelola dengan baik setiap titik kontak sengan pelanggan yaitu layout toko, desain kemasan, fungsi produk, pelatihan karyawan, metode pengiriman, dan logistik. Pemasaran juga harus benar benar terlibat dalam aktifitas manajemen umum yang penting, seperti inovasi produk dan pengembangan bisnis baru.
Dalam praktiknya peasaran mengikuti sebuah proses logis. Proses perencanaan pemasaran terdiri atas analisis terhadap peluang pemasaran, pemilihan pasar sasaran perancangan strategi pemasaran, pengembangan program pemasaran dan pengelolaan upaya lebih liquid dan terus diperbarui. Perusahaan harus selalu bergerak majudalam program pemasaran, inovasi produk dan jasa, pemenuhan kebutuhan konsumen dan pencarian keunggukan baru, alih alih bergantung pada kekuatan masa lalu.
Lingkungan pemasaran baru yang berubah akan memberkan tuntutan lebih bagi para eksekutif pemasaran.

4P (Place, Promotion, Price, and Product)

Dalam Strategi Marketing Mix

Untuk tetap membuat suatu produk agar tetap bisa eksis di pasar adalah dengan memperhatikan 4P dalam strategi marketing mix, yaitu, Place (tempat), Promition (promosi), Price (harga), dan Product (produk). Mengingat perkembangan teknologi yang semakin berkembang pesat, keempat hal ini tentu saja membutuhkan perhatian yang lebih dari waktu ke waktu karena mereka saling berkaitan satu sama lain. Oleh karena itu, keempat hal tersebut akan selalu menjadi perhatian dan evaluasi bagi marketing di semua perusahaan.

Place (Tempat)

Place (tempat) merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhatikan bagi seorang marketing dalam menjalankan usahanya. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi penjualan produk yang akan dijualnya. Dengan menentukan tempat yang tepat, maka produk yang akan dipasarkan akan dapat terjual lebih maksimal. Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan tempat demi keberhasilan perusahaan kedepannya, seperti tempat yang strategis, misalnya dekat dengan jalan raya, SDM (Sumber Daya Manusia), fasilitas yang memadai mulai dari pelayanan, transportasi sampai lingkungan sekitar perusahaan, serta masih banyak lagi. Dengan menentukan tempat yang strategis akan membantu mebuat produk yang akan dipasarkan memiliki nilai jual yang lebih dari pada produk yang disediakan di tempat yang seadanya.

Promotion (Promosi)

Salah satu hal penting yang harus diperhatikan selajutnya adalah Promotion (promosi). Hal ini menjadi keharusan bagi suatu perusahaan dalam mempromosikan produknya agar dikenal oleh masyarakat. Dengan melakukan promosi, produk akan lebih mudah dikenal dan diingat oleh masyarakat. Walaupun membutuhkan biaya relatif besar dalam melakukannya, namun promosi merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Karena hal ini yang akan membantu perusahaan agar produk yang dibuatnya digunakan oleh masyarakat. Promosi bisa dilakukan dengan banyak cara, seperti memasang iklan di media-media, baik cetak seperti koran atau majalah, brosur, dan lain-lain, juga media elektronik seperti televisi, radio, dan lain sebagainya. Selalin melalui media, dalam mepromosikan produknya, juga bisa dilakukan dengan melakukan seminar, pameran dan masih banyak lagi cara yang bisa digunakan oleh perusahaan untuk mempromosikan produk-produknya.

Price (Harga)

Menentukan harga suatu produk bukanlah menjadi hal yang mudah bagi suatu perusahaan. Perusahaan tidak boleh sembarangan dalam menentukan harga jual produknya. Banyak hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan untuk menentukan harga suatu produk. Harga haruslah memenuhi segala aspek yang masuk ke dalam setiap produk. Dan sebisa mungkin perusahaan menetapkan harga yang kompetitif pada produknya. Dalam menetapkannya, perusahaan juga harus memperhatikan sasaran konsumennya. Perusahaan harus mampu menentapkan harga sesuai dengan kemampuan membayar kelompok konsumen yang menjadi sasarannya agar produk tersebut mampu terjangkau oleh konsumen yang menjadi sasaran perusahaan tersebut. Oleh karena itu membutuhkan proses yang panjang dalam menetapkan harga suatu produk.

Product (Produk)

Saat ini masyarakat semakin pintar dan kritis dalam memilih produk yang akan digunakannya untuk memenuhi kebutuhannya. Mereka akan mengambil produk yang terbaik dalam segala aspek. Hal ini akan menjadi tugas penting bagi perusahaan untuk memperhatikan produk yang akan dipasarkannya. Perusahaan tidak bisa membuat produk sesuia keinginan perusahaan itu sendiri. Perusahaan harus bisa membuat produk yang dapat memenuhi keinginan konsumen yang menjadi sasarannya. Karena pada dasarnya produk yang dihasilkan haruslah bisa menyesuaikan keinginan pasar atau konsumen pada saat itu. Oleh karena itu penting bagi sebuah perusahaan melakukan riset terhadap minat pasar atau konsumen mengenai produk yang seperti apa yang sedang diinginkan di pasaran saat ini, mulai dari pengemasan, branding (merk), atau formulasi dari produk itu sendiri.

Jadi bukan perusahaan yang menentukan produk, tetapi pasaranlah yang menentukan. Kemudian perusahaan yang akan berusaha mengabulkan apa yang diinginkan oleh konsumen saat ini, dengan menciptakan produk yang diinginkan. Namun, perlu diingat, walaupun pasaran yang menjadi penentu, tetapi perusahaan harus tetap memperhatikan hal-hal yang tidak boleh dilakukan dalam meproduksi suatu produk. Jadi, walaupun perusahaan yang harus mengikuti pasaran dalam memproduksi suatu produk, bukan berarti perusahaan harus mengabulkan semua keinginan konsumen. Perusahaan harus tetap bisa bersikap bijak dalam mengahadapi konsumen.

Product Life Cycle

PLC adalah sebuah strategi pemasaran yang berpendapat bahwa sebuah produk memiliki siklus hidup produk yang berarti mengatakan bahwa produk memepunyai masa hidup, penjualan produk melalui tahap tahap yang berbeda, setiap tahap mempunyai tantangan, peluang dan masalah yang berbeda bagi penjualan, laba naik turun pada berbagai tahap siklus hidup produk, dan terakhir, produk memerluka strategi pemasaran, keuangan, manufaktur,pembelian, dan sumber daya manusia yang berbeda dalam setia tahap siklus hidup.
Pada dasarnya siklus hidup produk di bagi menjadi 4 tahap yaitu :
pengenalan, dimana periode penjualan lambat ketika produk di perkenalkan di pasar, tidak ada laba karena pengeluaran besar pada produk.
Pertumbuhan, periode penerimaan pasar yang sepat dan peningkatan laba yang subtansial.
Kedewasaan, penurunan pertumbuhan penjuaan karena produk telah diterima oleh sebagian besar pembeli potensial. Laba stabi atau turun karena persaingan meningkat.
Penurunan, penjualan memperlihatkan penurunan, dan laba terkikis.

Siklus hidup gaya, mode dan fad

Siklus hidup produk harus di bedakan dalam tiga katagori kusus- gaya, mode dan fad. Gaya adalah jenis ekspresi dasar dan perbedaan yang mucul dalam bidang usaha manusia. Gaya dapat bertahan selama beberapa generasi dan menjadi tren yang datang dan pergi. Mode adalah gaya yang populer atau diterima saat ini dalam bidang tertentu. Penjelasan lain mengatakan bahwa panjang siklus mode tertenu tergantung pada sampai mana tren lain dalam masyarakatmemuaskan norma dan nilai sosial. Dan tetap berada dalam batas teknologi seiring teknologi berkembang.
Fad adalah mode yang cepat dilihat di masyarakat. Diadopsi dengan antusiasi besar, cepat mencapai puncak, dan menurun dengan sangat cept. Siklus penerimaan mereka pendek dan cenderung hanya menarik pengikut terbatas yang mencari kesenangan atau ingin membedakan diri mereka sendiri dari orang lain. Fad gagagl karena biasanya fad tidak dapat memuaskan kebutuhan yang kuat.

Tahap pengenalan

Perusahaan yang merencanakan untuk memperkenalkan sebuah produk baru harus memeutuskan kapan mereka memasuki pasar. Menjadi pengusaha pertama yang memasuki pasar memberikan imbalan, tetapi juga beresiko dan mahal.
Mempercepat waktu inovasipenting di zaman dimana siklus hidup produk semakin pendek.sebagian besar studi mengidentifikasikan bahwa pelopor pasar mendapatkan keunggulan terbesar, meski demikian keunggulan pelopor bukan hal yang pasti karenanya pelopor harus waspada terhadap apa yg disebut “keunggulan penggerak kedua”.

Tahap pertumbuhan

Tahap pertumbuhan ditandai dengan peningkatan pesat dalam penjualan. Pengadopsi awal menyukai produk dan konsumen selanjutnya mulai membelinya. Pesaing baru masuk. Tertarik oleh peluang, mereka memperkenalkan fitur produk baru dan memperluas distribusi.
Selama tahap pertumbuhan. Perusahaan menggunakan beberapa strategi untuk mempertahankan pertumbuahn pasar yang pesat diantaranya :
perusahaan memperbaiki kualitas produk dan menambah fitur produk baru serta memperaiki gaya.
Perusahaan menambah modek baru dari produk petarung.
Perusahaan memasuki segmen pasar baru.
Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya dan memeasuki saluran distribusi baru.
Perusahaan beralih dari iklan kesadaran produk menjadi iklan preferensi produk.
Perusahaan menurunkan harga untuk menarik lapisan pembeli berikutnya yang sesnsitif terhadap harga.

Tahap kedewasaan

Pada titik tertentu tingkat pertumbuhan penjualan aan melambat, dan produk akan memasuki tahap kedewasaa. Tahap in lebih lama dari tahatp tahap sebelumnya. Tahap kedewasaan dibagi menjadi 3 fase :
1. pertumbuhan : tingkat pertumbuhan penjualan mulai menurun, tidak ada saluran distribusi yang harus di isi,kekuatan pesaing baru juga mulai muncul.
2. Kestabilan : penjualan mendatar pada basis perkapita karena kejenuhan pasae. Sebagian besar konsumen potensial telah mencoba produk dan penjualan masa depan diatur olej pertumbuhan populasi dan perminyaan penggantian.
3. Terkikis : tingkat penjualan absolut mulai menurun dan pelanggan mulai beralih ke produk lain.

namun ada tiga cara yang bermanfaat dan berpotensi unutk mengubah arah jalannya merek adalah :

modifikasi pasar : berusaha memperluas pasar dengan menghitung 2 faktor yang membentuk volume penjualan, yaitu volume = pengguna merek x tingkat penggunaan per pelanggan.
Modifikasi produk : manajer juga berusaha merangsang penjualan dengan memodifikasi karaktersitik produk melalui perbaikan kualitas, fitur dan gaya.
Modifikasi program pemasaran : manajer produk juga berusaha merangsang penjualan dengan memodifikasi elemen program pemasaran lain seperti harga, distribusi, iklan dan promosi penjualan, penjualan personal dan layanan.

Tahap penurunan

penjualan menurun karena sejumlah alasanmeliputi kemajuan teknologi, perubahan selera konsumen dan peningkatan pesaing domesyik dan luar negeri. Semuanya daoat menyebabkan kelebihan kapasita, peningkatan pemotongan harga dan pngikisan laba. Penurunan bisa lambat, atau cepat/ penjualan bisa jatuh sampai nol, atau penjualan bisa stagan pada tingkat rendah.
Ketika penjualan dan laba menurun, sejumlh perusahaan menarik diri dari pasar. Perusahaan yang tersisa mungkin mengurangi jumlah produk yang mereka tawarkan.
Ketika perusahaan memutuskan untuk meninggalkan produ, perusahaan harus mengambil keputusan lebih lanjut. Jika prosuk mempunyai distribusi yang kuat dan goodwill sisa, perusahaan mungkin dapat menjualnya ke perusahaan lain. Jika perusahaan tidak dapat menemukan pembeli lain. Perusahaan harus memutuskan apakah perusahaan ajan melikuidasi merek tersebut cepat atau lambat. Perusahaan itu juga harus memutuskan berapa besar persediaan dan layanan untuk mempertahankan pelanggan lama.

Kritik Konsep Siklus Hidup Produk

teori PLC juga menorek kritik. Mereka mengklaim bahwa bentuk da durasi pola siklus hidup terlalu beragam untuk di generalisasikan. Dan pemasar jarang dapat mengatakan pada tahap apa produk mereka berada. Kritik lain juga mengatakan bahwa alih alis suatu keadaan mutlak yang pasti dialami oleh penujualan, pola PLC lebih merupakan hasil sengaja dari strategi pemasaran dan bahwa pemasaran yang bagus sebenarnya dapat menghasilakan pertumbuhan berkelanjutan.

Segmenting Targeting Positioning

Segmenatasi pasar adalah sebuah proses dimana anda membagi pasar menjadi sejumlah grup konsumen yan memerlukan kebutuhan serupa, keseluruhan group ini cenderung untuk merespon dalam cara yang sama terhadap fitur dan fungsi sebuah produk.
Segmentasi, targeting dan positioning adalah sebuah upaya untuk melakukan pemasaran kepada sub-pasar sesuai dengan kebutuhannya, karena tidak semua orang membutuhkan benda atau barang yang sama. Kebutuhan yang berbeda ini lah yang bisa di rubah menjadi sesuatu yang mengunutng kan dengan melakukan segementing, targeting dan positioning.
Segmentasi dapat membantu untuk mengidentifikasi konsumen secara lebih spesifik lagi. Untuk itu seorang marketing harus sensitif terhadap perubahan kebutuhan, sikap dan nilai dari rang lain, dan juga harus mengetahui bahwa dalam sebuah pasar terdapat banyak group atau segmen masyarakat yang akan memperoleh banyak manfaat dari segementasi ini.
Memang dalam melakukan segementasi banyak kriteria yang dapat digunakan, hal ini juga tergatung kepada posisi pelaku sendiri, apakah sebagai rodusen, distributor atau retailer, juga dipengaruhi oleh jenis barang yang di jual, seberapa jauh konsumen menganal produk tersebut,persaingan produk tersebut, dan yang paling penting adalah bagaimana kebutuhan pasar yang dituju. Setelah menentukan pangsa pasar , para pelaku pasar lalu memutuskan segmen pasar man ayanga paling memeberikan keuntungan.
Sebagai contoh sebuah perusahaan dapat mengelompokkan group berdasarkan variable geogreafis, demografis dan psikologi. Namun selain itu juga hasrus di ingat bahwa tak ada 1 sekmentasi yang dengan pasti menggambarkan targer group atau pasar yang anda tuju, jadi pendekatan segementasi akan lebih efektif apabila menggunakan sejumblah kriteria untuk menggambarkan pasar yang anda tuju.

Ada 4 dasar segmentasi pasar konsumen, dalam ke empatnya tentu masis dapat dbagi menjadi beberapa indikator yang dapat menggambarkan, misalnya geografis yang bisa di bagi menjadi berdarkan wilayah, jumlah penduduk, tingkat kepadatan, kondisi cuaca dll., atau demografis yaitu usia, jenis kelamin, penghasila, penididikan, pekerjaan, jumlah keluarga dll., atau bahkan psikografis seperti strata sosial, gaya hidup, sikap, inovatif dll., atau prilaku yaitu manfaat, status pemakaian, tingkat pemakaian, statsus kesetiaan, tahap kesiapan pembeli, sikap dll. Satu dari banyak kritetria yang paling sering digunakan adalah unutk menentukan dan mengetahui mandaat dan kegunaan apa yang paling banyak dicari oleh konsimen dari sebuah produk, siapa saya yang mencari produk manfaat dan kegunaan ini, serta produk merk apa yang paling mereka gemari.
Manfaat dan keuntungan pencarian pada segmentasu pasar adalah unutk mengidentifikasi keluruh kebutuhan konsumen dan menyediakan produk yang mereka inginkan, karena dengan memahami apa yang diinginkan olek konsumen dan mengetahui siapa konsumen tersebut kita dapat memfokuskan diri pada strategi pemasaran guna mencari tahu dan menjadi daya tarik tersendiri dari apa yang dicari oleh konsumen. Memang seringkali konsumen menginginkan seluruh manfaat dari sebuha produk (mulai dari harga hingga kegunaan, dll.) namun perhatian konsumen akan dicuri oleh adanya produk serupa yang memberikan prioritas terhadap hal yang paling penting bagi konsumen tersebut.
Setelah mengevaluasi segmen segmen yang berbeda perusahaan dapat mempertimbangkan lima pola pemilihan pasar sasaran yaitu :
1. Konsentrasi segmen tunggal
2. Spesialisasi selektif
3. Spesialisasi produk
4. Spesialisasi pasar
5. Cakupan selurauh pasar

Setelah membagi pangsa pasar, sekarang yang perlu dilakukan adalah memutuskan siapa (kosumen) yang akan dilayani, dan bagaimana memposisikan diri terhadap para pesaing. Tentu hal ini tergantung pada produk yang ditawarkan, kondisi keuangan sehingga dapat menentukan apakah hanya akan melayani pasar besar atau retail saja. Pemahaman yang baik terhadap segala kebutuhan dari setiap group konsumen akan mememungkinkan kita untuk mengetahui dan menentukan apa produk yang perlu disediakan dan bagaimana menyediakan produk tersebut.
Tujuan dari positioning pasar ini adalah untuk menciptakan citra yang berbeda guna memperkenalkan bisnis dan produk anda di benak kosumen. Begitu anda menentukan siapa yang akan dijadikan sebagai pasar, maka harud diputuskan bagaimana cara terbaik dalam persaingan pada segmen pasar ini.
Positioning pasar sebaiknya berdasarkan operational intern bisnis serta kemampuan dalam memberikan manfaat produk yang yang secara jelas berbeda dengan yang diberikan oleh para pesaing. Untuk melakukan segmenting targeting dan positioning tentu saja kita harus memahami perilaku membeli konsumen, dengan begitu anda dapat memprediksi produk mana yang akan dibeli konsumen.
Sikap, perhatian, kebutuhan, emosional, cutra pribadi, suasana hati konsumen serta nilai merupakan pengaruh utama yang menekan konsumen tenatng sebuah produk yang mereka miliki dan akhirnya mereka beli. Ketika konsumen membeli suatu produk maka mereka telah melalui beberapa tahapan sebelum akhirnya mengambil sebuah keputusan.

1. Pertama, adanya pengenalan kebutuhan. Ini adalah ketika seseorang mengetahui munculnya kebutuhan akan sebuah produk tertentu. Kebutuhan yang mencul bisa saja dipicu rasa lapar, haus, atau sebuah keinginan untuk bersosialisasi. Tugas sebagai pelaku pasar harus bisa mengenali isyarat yang memicu ketertarikan konsumen terhadap produk anda.

2. Kedua, adanya pencarian informasi. Begitu sebuah kebutuhan memenuhi kebutuhan tersebut, seorang konsumen akan mencari informasu tentang bagaimana memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk pembelian yang sifatnya rutin (contohnya bensin) seorang pelaku pasar harus bisa merusak kebiasaaan konsumen dengan menyediakan isyarat atau petunjuk guna menarik perhatian konsumen terhadap produk yang di jual.

3. Ketiga, evaluasi alternatif. Selanjutnya kebutuhan konsumen untuk memproses informasi yang telah mereka kumpulkan guna mencapai sebuah keputusan akhir. Motivasi, presepsi, pola belajar, dan keyakinan orang memiliki dampak yang besar terhadap alternatif atau atribut lain sebagai pertimbangan. Di sisi lain sejumlah faktor sisial, keluarga, gaya hidup dan pekerjaan juga memperngaruhi proses evaluasi alternatif.

4. Keempat, pilihan. Setelah mnegevaluasi seluruh alternatif, konsumen akan membuat daftar pilihannya berdasrkan skala prioritas.

5. Terakhir, perasaan konsumen setelah membeli. Berdasarkan pada ekspektasi konsumen dan peforma produk yang dirasakan, pengalaman konsimen setelah membeli sebuah produk, baik perasaan puas maupun perasaan tidak puas. Para perulaku pasar harus menciba mendapatkan informasi yang jujur dai para konsimen setelah mereka melakukan pembelian, dengan begitu produk dapat di kembangkan menjadi lebih baik.

Branding

American Marketing association (AMA) mendefinisikan bran sebagai “nama, isyilah, tanda, simbol, atau design atai kombinasi smuanya untuk mengidentifikasi sebuah barang atau sevice dari penjual atau group penjual, yang membedakannya dari penjual lain”
berdasarkan pengertian itu sangatlah penting dilakukan branding karena brand dapat melekat di hati dan pikiran konsumen, dan calon konsumen, untuk itu branding haruslah dilakukan ada setiap kegiatan yang berhubnga dengan public.
Setiap bran berperan dengan brand lain utuk mendapatkan prioritas dari konsumen atau calon konsumen karena pada akhirnya brand lah yang menentukan apakah dapat menstimuli penjualan bukan barang itu sendiri.

Marketing Communication Mix
( Advertising, Public Relation, Sales Promotions, Personal Selling, Direct Promotions)

Seperti halnya marketing mix, marketing communication adalah rumusan 4 elemen penting dalam Imc, masing masing elemen penting untuk menyampaikan pesan terhadap kelompok sasaran namun pada penggunaannya tergantung pada karakteristik target audience spesifik yang di sasar, ketersediaan sumber daya, serta tujuan dan sasaran.
Marketing Communications Mix berfokus pada 5 hal, yaitu advertising, public relations, sales promotions, personal selling, dan Direct Promotions.

Advertising

Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi atau pesan yang dibayar –meskipun kadang-kadang bisa juga gratis- melalui suatu media, dari pengiklan yang terindentifikasi dan dengan rancangan pesan yang juga dikendalikan oleh pengiklan. Media utama yang digunakan untuk menyampaikan pesan pada umumnya adalah televisi, radio, bioskop, surat kabar, majalah, papan iklan (billboard), dan internet. Selain itu iklan juga dapat hadir di kemasan produk, di kursi taman, di dinding bangunan atau bus kota, di elevator, anak tangga eskalator, atau toilet umum, dan sebagainya.
Pada umumnya iklan ditempatkan di titik-titik yang mudah teterpa dan dengan konsentrasi khalayak sasaran yang tinggi. Kenyataan itu, ditambah dengan pergeseran makna yang terjadi dewasa ini menyebabkan definisi iklan dan periklanan menjadi tidak sederhana pula.
Iklan adalah pesan komunikasi pemasaran atau komunikasi publik tentang sesuatu produk yang disampaikan memlalui sesuatu media, dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal, serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. Iklan korporat, iklan layanan masyarakat, iklan promo program, iklan komersial. Sedangkan yang tidak termasuk adalah pemerekan (branding), ajang (event), dan pawaikarya.

Public Relations

PR merupakan seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik, yang dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap seseorang, perusahaan, atau organisasi. Selain itu PR juga merupakan elemen penting dalam sistem komunikasi yang dapat memenuhi kebutuhan individu akan informasi berbagai aspek kehidupan, yang menjadi evaluasi sikap publik, identifikasi kebijaksanaan, prosedur perusahaan yang dikaitkan dengan minat publik.
PR merupakan usaha meng edukasi, bukan memborbardir melalui iklan, dalam usaha meng edukasi ini di butuhkan kredibilitas dari pihak pihak atau individu yang menyampaikan pesan ini, sedang kredibilitas inii juga di bangun melalui serangkaian kegiatan PR.
PR dapat di gunakan untuk merespon kondisi khusus target audiens yang tidak dapat diberikan melalui iklan komersial biasa, maka dari itu tujuan PR disini adalah melakukan dialog dengan target audience-nya.

Sales Promotions

Sales promotion didefinisikan sebagai bujukan langsung yang menawarkan suatu nilai tambahan atau insentif untuk produk kepada tenaga penjualan, distributor, atau konsumen dengan tujuan utama menciptakan penjualan secara langsung.
Ada beberapa aspek penting dalam sales promotion:

1. Sales promotion melibatkan beberapa jenis rangsangan yang dapat memberikan insentif atau dorongan tambahan untuk membeli suatu produk. Insentif ini merupakan elemen kunci dalam program promosi, jenisnya juga bermacam-macam, antara lain dengan memberikan kupon, potongan harga, kesempatan untuk mengikuti kontes atau undian, pengembalian uang kembali, atau jumlah tambahan suatu produk. Insentif ini juga dapat berupa memberikan sampel produk dengan gratis, dengan harapan dapat menghasilkan pembelian setelah mencoba produk tersebut, atau dalam bentuk hadiah yang berfungsi sebagai pengingat merek dan memperkuat citra suatu produk. Sementara iklan lebih berorientasi pada memberikan konsumen alasan untuk membeli suatu produk, sedangkan sales promotion lebih kepada menyediakan insentif agar konsumen membeli sebuah merek tertentu.

2. Sales promotion pada dasarnya adalah alat percepatan, yang dirancang untuk mempercepat proses penjualan dan memaksimalkan volume penjualan. Dengan memberikan insentif atau dorongan tambahan, sales promotion dapat memotivasi konsumen untuk membeli lebih banyak atau memperpendek siklus pembelian dengan mendorong konsumen untuk mengambil tindakan lebih yang lebih cepat. Sales promotion dapat dibagi menjadi dua kategori utama: consumer-oriented dan trade-oriented promotions.

3. Consumer-oriented promotions adalah kegiatan promosi yang mengarah kepada konsumen, pembeli akhir dari barang dan jasa, dan dirancang untuk mendorong mereka untuk membeli merek pemasar. Consumer-oriented promotions bekerja bersama dengan iklan untuk mendorong konsumen agar membeli merek tertentu dan dengan demikian menciptakan permintaan atas suatu produk. Kegiatan yang termasuk Consumer-oriented promotions antara lain: kupon, potongan harga, hadiah, pengembalian uang dan lain sebagainya.

4. Ada juga sejumlah faktor lain yang menyebabkan pentingnya meningkatkan sales promotion dan bergesernya anggaran pemasaran dari media iklan ke consumer-oriented dan trade-oriented promotions. Diantaranya adalah kekuatan pertumbuhan pengecer, menurunnya loyalitas merek, meningkatkan sensitivitas promosi, proliferasi merek, fragmentasi pasar konsumen, fokus jangka pendek dari banyak pemasar, meningkatkan akuntabilitas, kompetisi, dan kekacauan.

Tujuan dilakukannya sales Promotions adalah :

  • Kekhawatiran tentang Peningkatan Peranan Sales Promotion
  • Konsumen Membangun Franchise versus non waralaba Membangun Promosi
  • Mengembangkan promosi perdagangan yang membantu membangun ekuitas merek.
  • Tujuan Promosi Penjualan Berorientasi Konsumen.
  • Mendapatkan Trial dan Pembelian Kembali.
  • Peningkatan Konsumsi sebuah Merek Didirikan.
  • Meningkatkan Komunikasi Pemasaran Terpadu dan Bangunan Ekuitas Merek.

Personal Selling

Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya.

Sifat-sifat personal selling antara lain :

• Personal confrontation, yaitu adanya hubungan yang hidup, langsung, dan interaktif antara 2 orang atau lebih.

• Cultivation, yaitu sifat yang memungkinkan berkembangnya segala macam hubungan, mulai dari sekedar hubungan jual beli sampai dengan suatu hubungan yang lebih akrab.

• Response, yaitu situasi yang seolah-olah mengharuskan pelanggan untuk mendengar, memperhatikan, dan menanggapi.

Oleh karena sifat-sifat tersebut maka metode ini mempunyai kelebihan antara lain operasinya lebih fleksibel karena penjual dapat mengamati reaksi pelanggan dan menyesuaikan pendekatannya, usaha yang sia-sia dapat diminimalkan, pelanggan yang berminat biasanya langsung membeli, dan penjual dapat membina hubungan jangka panjang dengan pelanggannya. Namun karena menggunakan armada penjual yang relatif besar, maka metode ini biasanya mahal. Di samping itu, spesifikasi penjual yang diinginkan perusahaan mungkin sulit dicari. Meskipun demikian, personal selling tetaplah penting dan biasanya dipakai untuk mendukung metode promosi lainnya.

Direct Promotion

Promosi langsung merupakan sebuah strategi untuk mempromosikan produk atau jasa yang ditujukan untuk memengaruhi tindakan konsumen. Promosi langsung (direct promotion) lebih menekankan pengambilan keputusan yang didasarkan atas rasional atau karena adanya keuntungan tambahan yang diberikan suatu produk. Wujud dari penjualan langsung (hard sell) dapat ditemui dalam bentuk promosi penjualan (sales promotion), penjualan pribadi (personal selling), penjualan langsung (direct response marketing), serta merchandising dan point of purchase.

Kesimpulan

Dari beberapa hal yang bisa di kutip diatas yaitu :

Komunikasi pemasaran adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual dan merupakan kegiatan yang membantu dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyandarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik. Dan, komunikasi pemasaran sebagai suatu bentuk pendekatan pemasaran baru yang dilakukan oleh pihak perusahaan kepada pelanggan dalam upaya membujuk dan mengingatkan konsumen mengenai produk dan merek  yang merka jual guna mengembangkan hubungan perusahaan dengan konsumen sehingga dapat memelihara loyalitas konsumen.

source:

http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_pemasaran

http://victortimothy00.blogspot.com/2012/09/pengertian-dasar-komunikasi-pemasaran.html

http://forumkuliah.wordpress.com/2009/02/02/analisis-definisi-komunikasi-menurut-harold-lasswell/

Dasar-dasar Marketing

Dasar-dasar komunikasi pemasaran (Marketing communication)

Komunikasi pemasaran bagi konsumen, dapat memberitahu atau memperlihatkan kepada konsumen tentang bagaimana dan mengapa suatu produk digunakan, oleh orang macam apa, serta di mana dan kapan. Komunikasi pemasaran berkontribusi pada ekuitas merek dengan menanamkan merek dalam ingatan dan menciptakan citra merek serta mendorong penjualan dan bahkan mempengaruhi nilai pemegang saham.

Macam-macam komunikasi pemasaran:

  • Iklan : Adalah struktur informasi dan susunan komunikasi non personal yang dibiayai dan bersifat persuasif dan promosi tentang produk, jasa atau ide oleh sponsor yang teridentifikasi melalui berbagai macam media.
  • Promosi penjualan : Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong percobaan atau pembelian produk atau jasa.
  • Acara dan pengalaman : Kegiatan dan program yang disponsori perusahaan yang dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau interaksi yang berhubungan dengan merek tertentu.
  • Hubungan masyarakat dan publisitas : Beragam program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk individunya.
  • Pemasaran langsung : Penggunaan surat, telepon, faksimile, e-mail, atau internet untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau meminta respon atau dialog dari pelanggan.
  • Pemasaran interaktif : Kegiatan dan program online yang dirancang untuk melibatkan pelanggan dan secara langsung atau tidak langsung meningkatkan kesadaran, memperbaiki citra, dan menciptakan penjualan produk dan jasa.
  • Pemasaran dari mulut ke mulut : Komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik antarmasyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman membeli atau menggunakan produk atau jasa.
  • Penjualan personal : Interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli prospektif untuk tujuan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan pengadaan pesanan.

Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Sehingga dalam menjalankan usaha kecil khususnya diperlukan adanya pengembangan melalui strategi pemasarannya. Karena pada saat kondisi kritis justru usaha kecillah yang mampu memberikan pertumbuhan terhadap pendapatan masyarakat.

Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Hal ini juga didukung oleh pendapat Swastha “Strategi adalah serangkaian rancangan besar yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuannya.” Sehingga dalam menjalankan usaha kecil khususnya diperlukan adanya pengembangan melalui strategi pemasarannya. Karena pada saat kondisi kritis justru usaha kecillah yang mampu memberikan pertumbuhan terhadap pendapatan masyarakat. Pemasaran menurut W. Y. Stanton pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial. Berdasarkan definisi di atas, proses pemasaran dimulai dari menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen. Yang akhirnya pemasaran memiliki tujuan yaitu :

  1. Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan perusahaan dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang dihasilkan.
  2. Perusahaan dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen secara cepat.
  3. Mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya.

Pada umumnya kegiatan pemasaran berkaitan dengan koordinasi beberapa kegiatan bisnis. Strategi pemasaran ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

  1. Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat
  2. Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan sosial/budaya.

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemasaran :

Dari sudut pandang penjual :

  1. Tempat yang strategis (place),
  2. Produk yang bermutu (product),
  3. Harga yang kompetitif (price), dan
  4. Promosi yang gencar (promotion).

Dari sudut pandang konsumen :

  1. Kebutuhan dan keinginan konsumen (customer needs and wants),
  2. Biaya konsumen (cost to the customer),
  3. Kenyamanan (convenience), dan
  4. Komunikasi (comunication).

Dari apa yang sudah dibahas di atas ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, bahwa pembuatan produk atau jasa yang diinginkan oleh konsumen harus menjadi fokus kegiatan operasional maupun perencanaan suatu perusahaan. Pemasaran yang berkesinambungan harus adanya koordinasi yang baik dengan berbagai departemen (tidak hanya di bagian pemasaran saja), sehingga dapat menciptakan sinergi di dalam upaya melakukan kegiatan pemasaran.

Source :

http://rindang93.wordpress.com/2013/02/25/dasar-dasar-marketing

http://sebuah-senyuman.blogspot.com/2013/02/dasar-dasar-ilmu-marketing.html